Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

Bupati Wonogiri Siap Pasang Badan Jika Ada Warga yang Menolak Pemakaman Jenazah Korban Corona

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo akan menghadapinya sendiri jika ada saat menolak jenazah Covid-19.

Editor: galih permadi
Istimewa
Prosesi pemakaman jenazah PDP virus corona di TPU Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Senin (6/4/2020) sekira pukul 17.00. 

Bupati Wonogiri Pasang Badan Jika Ada Warga yang Menolak Pemakaman Jenazah Korban Corona

TRIBUNJATENG.COM, WONOGIRI - Penolakan pemakaman jenazah korban corona terjadi di beberapa wilayah di Jateng.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo akan menghadapinya sendiri jika ada saat menolak jenazah Covid-19.

"Yang punya pemikiran menolak, Bupati menyediakan ruang khusus untuk diskusi," katanya saat konferensi pers di RSUD Sudiran Mangun Soemarso Wonogiri, Sabtu (11/4/2020).

Ini Penyebab Kasus Corona di New York Amerika Serikat Paling Banyak di Dunia

Kehabisan Peti Mati, Jenazah Dokter PDP Corona Datang Tanpa Peti, Penggali Kubur Kebingungan

Viral Oknum Polisi Ketahuan Pungli, Emosi Ludahi Pengendara, Kapolrestabes Minta Maaf

Sambil Menahan Tangis, Penampar Perawat di Semarang : Saya Menyesal dan Minta Maaf

Jekek sapaan akrabnya yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wonogiri itu menekankan, siap mengajak diskusi terhadap pihak-pihak yang melakukan penolakan terhadap kebijakan penanganan Covid-19 jika kemudian hari terjadi.

Seperti yang diketahui, sejumlah daerah sedang marak melakukan penolakan terhadap jenazah positif Covid-19, seperti yang terjadi di Ungaran, Semarang beberapa waktu lalu.

Namun Jekek meyakinkan jika di Wonogiri tidak ada berbagai bentuk penolakan.

"Corona ini bisa mengarah siapa saja, sehingga jika ada budaya penolakan, Bupati menyakan atas dasar logika apa?," aku dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, jaminan untuk memotong mata rantai penyebaran Covid-19 adalah dengan membangun solidaritas publik.

"Pemahaman ini harus terus menerus disosialisasikan di tingkat desa baik lewat Camat, Kades, RT/RW, dan tokoh masyarakat," jelasnya.

"ini bukan persoalan menerima atau menolak, tapi kita harus membangun kesadaran kolektif," tutur dia menekankan.

Bahkan lanjut dia, gugus tugas secara rutin menghilangkan kekhawatiran masyarakat yang berlebihkan akibat Corona.

"Agar terjadi pemahamam yang sama, saya tidak ingin ada penolakan terhadap apapun," jelasnya.

"Saya larang ada penutupan jalan, karena kita lawan virus yang sangat kecil tidak bisa dilihat mata," imbuhnya.

Cara ampuh yang bisa dilakukan masyarakat saat ini ada tetap di rumah, menerapkan hidup bersih dan sehat, serta melakukan phisical distancing.

Sumber: Tribun Solo
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved