Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Sopir Ambulans Kesal Jakarta Masih Macet: Sedih, Mereka Cuek Padahal Jenazah Covid-19 Tambah Terus

Sopir ambulans pengantar jenazah pasien virus corona mengaku kesal dengan masyarakat yang masih cuek beraktivitas di jalanan.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
youtube.com
Sopir Ambulans Kesal Jakarta Masih Macet: Mereka Cuek Padahal Jenazah Covid-19 Terus Tambah 

TRIBUNJATENG.COM- Sopir ambulans pengantar jenazah pasien virus corona mengaku kesal dengan masyarakat yang masih cuek beraktivitas di jalanan.

Hal itu terjadi saat acara Mata Najwa Trans 7 pada Rabu (15/4/2020).

sopir Muhammad Nursyamsi yang menangis menceritakan pekerjaannya mengantar puluhan jenazah pasien virus corona setiap hari.

Muhammad Nursyamsi atau yang disapa Syam ini menjelaskan dirinya memang selama ini bekerja sebagai sopir ambulans jenazah wabah penyakit menular.

Namun, semenjak virus corona masuk ke Indonesia, ia bisa mengangkut puluhan jenazah tiap hari.

Profil Gus Baha, Putra Ulama Ahli Quran dan Santri Kesayangan Mbah Moen yang Kini Digandrungi

Siapa Anggota DPR RI Yang Sudah Terima Rp 116.650.000 untuk Uang Muka Beli Mobil Baru?

Anda Ingin Dapat Dana BLT Rp 600 Ribu Per Bulan? Begini Syarat dan Cara untuk Mendapatkannya

Pembunuh Pria Wanita di Solo Ditangkap, Pelaku Tersenyum, Fakta Racun Tikus Bikin Korban Telanjang

"Ya Mbak Nana kami memang semenjak ada wabah ini kami jadi lebih banyak kerjaan kami karena kami harus mengurus jenazah penyakit menular seluruh DKI Jakarta."

"Dan kami harus terima telepon dan frekuensinya makin tambah banyak Mbak Nana, bertambah, sehari bisa puluhan Mbak Nana," kata Syam.

Kami dibagi-bagi tugas, ada yang membawa jenazah ke pemakaman ada petugas yang menguburkan.

Ia mengaku memang ada rasa khawatir menguburkan jenazah-jenazah tersebut.

Syam juga mengak sedih karena banyak jenazah yang harus dikuburkan.

"Pertama kami itu memang tugas Mbak Nana itu memang kami harus menjalankan itu, memang ada rasa khawatir itu manusiawi tetapi bertambahnya hari ke hari karena bertambahanya yang meninggal itu yang buat kami sedih karena bertambah terus," ujarnya.

Syam mengaku setiap hari korban terus bertambah.

"Awalnya biasa karena kami dari tanggal enam sudah menjalankan itu semakin ke sini terus bertambah," ungkapnya.

Syam menyayangkan kesadaran masyarakat yang masih berkeliaran di tempat umum.

Menurutnya, Jakarta yang masih ramai meski sudah ada ribuan orang terjangkit Virus Corona.

"Iya seharusnya mereka tahu Mbak Nana jalanan Jakarta itu masih penuh, masih macet, seharusnya mereka tahu apa yang kami kerjakan sekarang, kami memakamkan jenazah-jenazah yang tiap hari bertambah," ujarnya.

Syam berharap masyarakat mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah.

"Tolong ikuti instruksi dari pemerintah diam di rumah, kurangilah pekerjaan kami, sedih lihatnya tiap hari," kata dia.

Bahkan, Syam ingin naik tronton dan berteriak pada masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah.

Ia ingin meneriaki orang-orang yang masih memadati jalan dan tidak menghiraukan anjuran pemerintah.

"Saya ingin pakai tronton teriak di jalanan kepada masyarakat ayo tolong kalian diam di rumah, ikuti anjuran pemerintah", ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa jenazah Virus Corona itu tidak ada yang mengantar dan mendoakan.

"Kalau kalian tahu berapa jenazah yang kami makamkan tiap hari pasti kalian akan sedih karena jenazah itu enggak ada yang diantar, enggak ada yang didoain langsung masuk ke liang lahat, maka kalian diam di rumah, ikuti anjuran pemerintah" ujarnya sambil menangis.

Syam mengatakan vahwa kondisi seperti ini tidak bisa diprediksi.

"Kita nggak tahu sampai kapan begini," ujarnya.

Kemudian, Syam mulai menangis menginggat sebentar lagi Ramadhan dan Indonesia dilanda virus corona.

Ia meminta agar masyarakat di dalam rumah agar masalah Virus Corona cepat selesai.

"Sebentar lagi bulan puasa pengen terawaih berjamaah, pengen Idul Fitri tolong buat masyarakat diam di rumah sebentar saja, 14 hari, sebentar lagi kita puasa, minta tolong, kami memakamkan jenazah-jenazah ini udah puluhan tiap hari, minta tolong," ungkapnya sambil menangis.

Syam menangis tersedu-sedu.

Ia berharap virus corona ini segera berlalu dan kehidupan bisa berjalan normal.

Ia ingin menjalani kehidupannya seperti semula bersama keluarga dan tetangga.

"Kita juga punya keluarga, kita punya tetangga, kita juga punya kehidupan."

"Kehidupan seperti ini terus, kita harus bersosialisasi, minta masyarakat diam di rumah" katanya.

Ia mengaku ingin teriak di jalanan dengan sikap tak acuh masyarakat menghadapi wabah ini.

"Sedih mbak sebentar lagi bulan puasa, saya pengin teriak di jalanan di lampu merah, macet, dini hari masih macet, masyarakat enggak ada yang ngerti."

"Sedih mbak tiap hari nerima telepon, tiap menit ada jenazah yang harus dilayani yang harus dilakukan dengan protap Covid-19," kata dia.

"Sedih mbak, tapi masyarakat nggak ada yang ngerti, capek, tapi itu kerjaan," ujar Syam sambil menghapus airmatanya.

Dalam tayangan itu, tampak Najwa ikut menangis.

Sadar dirinya sudah menangis cukup keras, Syam lantas meminta maaf.

"Maaf mbak," ucap Syam.

Sementara itu, Najwa menjawab bahwa ia juga menyayangkan sikap tak peduli masyarakat.

"Iya Pak Syam, bahkan saya membayangkan keluarga bapak Syam khawatir melihat Pak Syam berjibaku melakukan pekerjaan, tapi di sisi lain banyak masyarakat bahkan tidak peduli dan cuek," pungkas Najwa Shihab.

tampak Najwa Shihab menahan tangis mendengar cerita Pak Syam.

(*)

Patung Dewa Setinggi 30 Meter di Tuban Runtuh, Polisi Dilarang Masuk Lokasi

Komunitas Pendukung PSIS Lelang Jersey Legenda PSIS Muhammad Ridwan, Dibuka Rp 1 Juta

Mensos Juliari Batubara Bakal Kucurkan Rp 1 Miliar per Tahun untuk 2 Puskesos di Kabupaten Kota

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved