Virus Corona Jateng
UPDATE Corona di Kabupaten Tegal : 2 PDP Virus Corona Meninggal, Anak Pulang dari Jakarta
Dua orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona di Kabupaten Tegal meninggal dunia.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Dua orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus corona di Kabupaten Tegal meninggal dunia.
Satu orang PDP laki-laki berusia 70 tahun asal Kecamatan Lebaksiu yang dirawat di RSI Harapan Anda, meninggal dunia hari Kamis (16/4) petang kemarin pukul 18.20 WIB.
Sedangkan satunya, seorang orang laki-laki berusia 25 tahun asal Kecamatan Slawi yang dirawat di RSUD dr. Soeselo Slawi, meninggal dunia hari Jumat (17/4) sore tadi sekitar pukul 15.00 WIB.
• Selepas Pesta Miras Ciu, Remaja Putri Mabuk di Semarang Ini Dianiaya Pria Hingga Babak Belur
• Pasien Positif Corona di Kober Purwokerto Akhirnya Mengaku Peserta Ijtima Jamaah Tabligh Gowa
• Pesan Korban Corona Asal Karanganyar: Kalaupun Saya Mati, Saya Ingin Mati di Rumah
• Bukan 46 Orang, RSUP Kariadi Semarang Klarifikasi Jumlah Tenaga Medis Positif Corona, Ini Rinciannya
Menanggapi kasus ini, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Tegal, Joko Wantoro, meminta warga tidak perlu panik.
Status PDP tidak lantas mereka bisa didiagnosis terinfeksi virus Corona.
Perlu uji laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya infeksi Covid-19 pada diri seseorang.
"Sepanjang pemeriksaan swab-nya tidak menunjukkan hasil positif, maka ia bukan pasien Corona,” ujar Joko, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Jumat malam (17/4).
Soal riwayat perjalanan dari dua kasus terakhir tersebut, Joko mengungkapkan, untuk PDP meninggal dunia asal Kecamatan Lebaksiu tidak memiliki riwayat perjalanan dari wilayah episentrum Covid-19.
“Hanya catatan kami, ada anaknya yang baru pulang dari Jakarta sebulan lalu dan selesai menjalani masa isolasi mandirinya sejak tiga minggu yang lalu.
Praktis setelahnya ada kontak erat bapak dengan anak sekitar seminggu sebelum akhirnya pasien ini meninggal dunia”, tuturnya.
Sementara PDP meninggal dunia dari Kecamatan Slawi memang baru pulang dari Jakarta tanggal 7 April 2020, sebelum akhirnya masuk RSUD dr Soeselo tanggal 11 April 2020 lalu dengan keluhan batuk, pilek dan sesak nafas disertai demam tinggi dengan suhu 38,8 derajat celcius.
Joko menambahkan, kedua kasus PDP meninggal dunia tersebut sama-sama memiliki komorbid atau penyakit penyerta seperti pneumonia dan penyakit kronis lainnya.
Selain menerapkan prosedur pemakaman jenazah Covid-19, kontak erat dari kedua pasien yang meninggal dunia tersebut, terutama anggota keluarganya dilakukan rapid test untuk mengetahui statusnya.
Joko pun mengimbau kepada warga agar kasus seperti ini tidak direspon secara berlebihan, apalagi sampai mengucilkan anggota keluarganya dari linkungan pergaulan sosial.
Warga bersama Satgas Covid-19 harus bisa mendukung, mensupport bantuan moril maupun materiil yang diperlukan keluarganya, bukan malah dijauhi dan diasingkan.