Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

Dilema Pengusaha Truk di Tengah Wabah Virus Corona, Sepi Orderan hingga Ancaman Perampok di jalan

Di tengah pelemahan ekonomi karena imbas Covid-19, bisnis logistik lewat jasa truk di Jateng DIY ikut menurun utilitasnya.

Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
tribunjateng/moch saifudin
ILUSTRASI Truk 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di tengah pelemahan ekonomi karena imbas Covid-19, bisnis logistik lewat jasa truk di Jateng DIY ikut menurun utilitasnya.

Hal itu membuat sejumlah organisasi pengusaha truk mulai kebingungan membayar THR dan gaji para karyawannya.

Pasalnya para pengusahan dihadapkan sepinya order muatan, dan persiapan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan dilakukan sejumlah daerah.

Di-PHK Perusahaan Imbas Wabah Virus Corona, Khoirul Banting Setir Jualan Mi Ayam Mika

Viral Insinyur Minyak Norwegia Tinggal di Hutan Bersama Suku di Indonesia, Ini yang Membuatnya Betah

3 Satpam Museum Keris Pemukul Tukang Becak Diperiksa Polresta Solo, Status Masih Terlapor

Beda Batuk Biasa dan Batuk karena Virus Corona, Kenali dengan Cara Menjawab 5 Pertanyaan Ini

Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jateng misalnya, dengan 200 anggota yang memiliki 1.000 lebih armada. kini utilitas armadanya hanya di angka 40 persen.

Dikatakan Wakil Ketua DPD Aptrindo Jateng DIY, Bambang Widjanarko, tahun 2020 menjadi tahun tersulit yang dihadapi pengusaha.

"Order muatan kini jarang sekali, meski demikian anggota kami berusaha mencukupi hak karyawan.

Ya mungkin lewat tabungan mandiri untuk bayar THR, kalau sampai Lebaran juga belum kunjung mereda, kami tak tahu lagi akan bagaimana," jelasnya, kepada Tribunjateng.com, Senin (20/4/2020).

Dilanjutkan Bambang, meski utilitas truk hanya di angka 40 persen, Aptrindo akan tetap menjalankan operasinoal truk.

"Kami harus terus jalan meski dengan kondisi seperti ini, mungkin kami fokus ke pengiriman bahan pangan dan alat kesehatan.

Intinya jangan sampai utilitas armada sampai 10 persen," paparnya.

Selain sepinya muatan, menurut Bambang intesif dari pemerintah terkait keringan kredit juga menjadi ganjalan bagi pengusaha truk.

"Beberapa anggota kami sudah mengajukan penundaan pembayaran kredit truk ke leasing, namun belum semuanya mendapat jawaban tegas dari pihak pembiayaan.

Tidak bisa dipungkiri, di tempat kami umumnya 3 unit truk yang sudah lunas menanggung beban 1 truk yang masih kredit," jelasnya.

Dikatakannya, di tengah pandemi Covid-19 kerawanan di jalan juga mulai dihadapi oleh pengusaha jasa logistik.

"Persoalan baru muncul di tengah sulitnya pergerakan bisnis, begal dan preman kini semakin berani, baik dari meminta upeti hingga kekerasan terhadap para supir yang menjalankan tugas.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved