Ngopi Pagi
FOKUS Rustam Aji : Budaya Jujur
BERITA heboh terkait puluhan tenaga medis di RSUP dr Kariadi Semarang positif corona beberapa hari lalu, cukup mengejutkan.
Oleh Rustam Aji
Wartawan Tribun Jateng
BERITA heboh terkait puluhan tenaga medis di RSUP dr Kariadi Semarang positif corona beberapa hari lalu, cukup mengejutkan. Namun, memang begitulah faktanya. Puluhan tenaga medis yang terinfeksi virus corona itu, kemudian menjalani isolasi di sebuah hotel milik Pemprov Jateng.
Yang lebih mengejutkan lagi sebenarnya adalah bahwa para tenaga medis itu positif corona karena disebabkan oleh ketidakjujuran pasien. Ketidakjujuran pasien ketika berobat atau mengenai kronologi penyakit, dianggap menjadi salah satu pemicu semakin banyaknya perawat atau dokter yang terinfeksi Covid-19.
Balakangan, itu ternyata tidak hanya terjadi di RSUP dr Kariadi saja, namun fenomena itu terjadi hampir di seluruh rumah sakit di Indonesia. Seorang perawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianto Saroso, Nurdiansyah, berbagi pengalamannya melalui daring media center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Minggu (19/4).
Menurut Nurdiansyah, pada kasus pasien covid-19, dampaknya tidak hanya menulari tenaga medis, tetapi juga bisa salah diagnosa. Karena, di saat pasien tidak jujur dengan apa yang terjadi dengan kondisi tubuh mereka, maka diagnosis yang diberikan tidak tepat sasaran penyakit sebenarnya.
Kondisi itu jelas cukup memprihatinkan. Karena dari sikap tidak jujur pasien itu, menyebabkan banyak jatuh korban.
Namun, bila berkaca pada masyarakat kita, sikap jujur memang sudah menjadi barang langka. Di negeri ini, tidak mudah untuk bisa menemukan orang jujur. Karena negeri ini seolah sudah menggemari yang namanya korupsi, obral janji, pencitraan, dan seabrek kebohongan lainnya. Padahal, berucap dan berperilaku jujur merupakan suatu sikap menghargai orang-orang di lingkungan sekitar dan sekaligus menghargai pada diri sendiri.
Secara definisi, pengertian jujura dalah mengucapkan kata-kata dan memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan sesungguhnya.Sikap jujur merupakan perilaku yang didorong oleh hati nurani. Intinya bahwa ada nilai keikhlasan dalam sikap jujur.
Dalam konteks itu, budaya jujur memang sangat dipengaruhi oleh para elit politik di negeri ini. Masyarakat tentu akan berkaca pada para elit. Bila selama ini para elit mencontohkan hal yang tak baik, maka secara tidak langsung akan diikuti oleh masyarakat.
• Gagal Kabur Setelah Curi 9 Kaleng Susu di Minimarket, 2 Pemuda dan Mobilnya Diamuk Warga
• Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Selasa 21 April 2020, Cancer Coba Jadi Dia Sebentar Saja
• Terlalu Lama di Rumah, Reza Rahadian Mulai Bingung
• Aku Mengalami Hal yang Paling Aneh, Tom Hanks Ceritakan Pengalamannya Hadapi Virus Corona
Apalagi, sejak awal, ada dugaan pemerintah juga tidak jujur terkait data orang yang sudah terinfeksi covid-19. Sehingga, belakangan ini juga muncul ketidakpercayaan terhadap data terkena Covid-19 yang disampaikan oleh pemerintah.
Budaya jujur sudah menjadi barang mahal di negeri ini. Karenanya, butuh sikap kepahlawanan di tengah wabah Covid-19 ini.Seseorang dapat dikatakan sebagai pahlawan karena memiliki beberapa sikap, di antaranya rela berkorban. Dalam hal ini rela berkorban adalah bersedia dengan ikhlas memberikan tenaga, harta, dan pemikiran untuk kepentingan orang banyak. Walaupun dengan berkorban menyebabkan kerugian dalam diri sendiri, termasuk nyawa dipertaruhkan.
Karena itu tak berlebihan bila di tengah wabah ini kita menyematkan tenaga medis sebagai pahlawan atau pejuang. Sebab, tindakan yang mereka lakukan memiliki risiko besar yang dapat mengancam nyawanya, tapi mereka secara ikhlas melakukan tugas kemanusiaan ini. Namun, bila kemudian masih ada masyarakat atau pasien yang datang tidak jujur, maka ini sesuatu yang sangat disesalkan.
Ayo, bangsa Indonesia yang merayakan Hari Kartini, hari ini (21/4), tinggalkanlah budaya ketidakjujuran, mulailah tumbuhkan sikap-sikap jujur dan pemberani seperti dicontohkan Raden Ajeng Kartini, pejuang emansipasi. (*)