Berita Artis
Hari Kartini, Najwa Shihab: Kecantikan Bukan untuk Diperlombakan
Najwa Shihab memberikan pesan khusus kepada perempuan di hari Kartini. Kecantikan bukan untuk diperlombakan
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Najwa Shihab memberikan pesan khusus kepada perempuan di hari Kartini.
Melalui akun Instagram @najwashihab yang diunggah pada Selasa (21/4/20), Najwa Shihab menyebut semua perempuan cantik.
Najwa Shihab berpesan kepada perempuan untuk memberikan definisi cantik menurut diri sendiri.
Standar kecantikan yang tidak memanusiakan menurut Najwa Shihab harus ditinggalkan.
• Polisi Iba Lihat Kondisi Rumah Pencuri Beras 5 Kg, Kursi dan Meja Saja Tidak Punya
• 12 Quotes dan Kata-kata Bijak RA Kartini untuk Wanita Indonesia
• Simbol Misterius Jadi Kode Maling Beredar di Perumahan Solo Raya, Polisi Minta Warga Segera Hapus
• Jokowi Larang Mudik, Tanggapan Sudjiwo Tedjo: Ini Baru Presiden
Najwa Shihab mengatakan cantik itu bukan kata benda, tetapi kata kerja.
Sebab menurutnya, perempuan itu bukan pemandangan dan kecantikan itu bukan perlombaan.
"Kamu cantik kalau begini, kamu cantik kalau begitu ..."
Lelah enggak, sih, selalu mendengarkan pandangan orang lain tentang definisi perempuan cantik? Padahal, kita bisa menentukan sendiri definisi cantik kita.
Standar kecantikan yang tak memanusiakan kita sebagai perempuan sudah seharusnya ditinggalkan.
Cantik itu bukan sekadar kata benda, tapi juga adalah kata kerja.
Cantik juga bukan sebatas fisik, melainkan juga energi positif yang berdampak pada sekelilingnya.
Cantik itu berani punya mimpi dan ambisi serta juga kemurahan hati dan empati. Sebab perempuan memang bukan pemandangan.
Dan kecantikan, bukan untuk diperlombakan," tulisnya.
https://www.instagram.com/p/B_OtDQxD8zD/
netizen lantas mendukung ucapan Najwa Shihab:
@indhayutrsna: aku cantik kalian cantik.
@karangwicaksono: selamat hari kartini bagi seluruh perempuan Indonesia.
@riogaldo: Selamat hari kartini seluruh perempuan indonesia..semangat terus semua nya.
Sosok Kartini
Raden Adjeng Kartini atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia.
Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Hari Kartini yang akan dirayakan pada Selasa (21/4) merupakan hari peringatan dalam memperjuangkan emansipasi atau keseteraan kaum perempuan.
Berikut sekilas kisah RA Kartini.
Sosok RA Kartini rupanya tak pernah punya keinginan untuk tumbuh di tengah keluarga bangsawan yang dipandang tinggi masyarakat umum.
Ayah Kartini, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, merupakan Bupati Jepara di masanya. Ibu tirinya, Raden Ayu Muryam, merupakan keturunan keluarga raja di Madura.
Kepada sahabat penanya, Estella Helena Zeehandelaar, Kartini mengungkapkan kekesalannya dipandang tinggi sebagai keluarga bangsawan.
"Apakah saya seorang anak raja? Bukan. Seperti kamu juga bukan," tulis Kartini dalam suratnya kepada Stella, sebagaimana tertulis dalam buku Surat-surat Kartini. Renungan tentang dan untuk Bangsanya (1979).
"Raja terakhir dalam keluarga kami, yang langsung menurunkan kami menurut garis keturunan laki-laki, saya kira sudah berlalu 25 keturunan jauhnya," lanjutnya.
Kartini tidak peduli dengan gelar apa pun yang dimiliki moyangnya terdahulu. Menurut dia, hanya ada dua macam bangsawan, yakni bangsawan jiwa dan bangsawan budi.
Dalam suratnya, Kartini pun menyindir orang-orang yang begitu bangga memamerkan gelar kebangsawanannya.
"Di manakah gerangan letak jasa orang bergelar graaf atau baron (gelar untuk bangsawan)? Pikiran saya yang picik tidak sampai untuk memikirkan hal itu," kata Kartini.
Kepada Stella, Kartini bercerita betapa marah dia dan saudarinya saat dipanggil "putri-putri Jawa" oleh sejumlah perempuan asal Den Haag. Saat itu, Kartini dan keluarganya tengah menghadiri Pameran Karya Wanita.
Orang Eropa, lanjut dia, lebih sering memanggil mereka "freule" (putri) alih-alih "Raden Ajeng". Betapa kesalnya Kartini karena setelah dijelaskan beberapa kali pun, orang-orang tetap memanggil mereka "freule".
Suatu waktu, tulis Kartini, seorang berkebangsaan Belanda datang untuk berkenalan dengan dirinya dan dua saudarinya. Melihat penampilan tiga anak Bupati Jepara itu, orang Belanda tersebut berbisik ke ayah Kartini.
"Bupati, saya membayangkan pakaian putri-putri begitu gemerlapan, keindahan ketimuran yang luar biasa. Tapi anak-anak Tuan sederhana sekali," ujar orang Belanda tersebut, sebagaimana dituliskan Kartini dalam suratnya tertanggal 18 Agustus 1899 itu.
Kartini menyenangi perbincangannya dengan Stella karena gelar bangsawan jarang terselip di setiap balasan suratnya.
Kartini senang mengetahui bahwa Stella menganggapnya sebagai perempuan biasa, yang sama-sama lantang dan keras menyerukan kebebasan.
"Harapan saya selalu, agar kamu senantiasa memanggil nama saya dan tetap berengkau-kamu kepada saya. Lihat sajalah, betapa baiknya saya mengikuti contohmu," kata Kartini, yang ketika itu berusia 20 tahun. (*)
• Amalan-amalan Sunnah Sambut Puasa Ramadhan 2020, Bisa Dikerjakan di Rumah
• 30 Ucapan Selamat Ramadhan 2020, Cocok Dibagikan di WA, IG, Facebook dan Twitter
• Sinopsis Passenger Bioskop Trans TV Malam Ini Jam 21.00 WIB
• Perkataan Betrand Peto Bikin Ruben Onsu Berlinang Air Mata, Sarwendah Bocorkan Momen Tak Terduga