Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

UPDATE Hasil Swab Perawat RSUP Kariadi Gugur Pekan Lalu Positif Corona, Ada 60 Tenaga Medis Positif

Prawat RSUP dr Kariadi Semarang yang meninggal pekan lalu pada Jumat (17/4/2020) dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkonfirmasi positif co

TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Seorang perawat RSUP dr Kariadi Semarang yang meninggal pekan lalu pada Jumat (17/4/2020) dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkonfirmasi positif covid-19.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, Rabu (22/4/2020) kemarin.

"Perawat RSUP dr Kariadi meninggal pekan lalu, untuk hasil swabnya positif covid-19.

Untuk jumlah tenaga medis di Jawa Tengah yang dinyatakan positif sebanyak 60 orang," ungkapnya.

Yulianto menyebut, untuk sebaran tenaga medis di Jawa Tengah yang terkonfirmasi positif covid-19 adalah Kota Semarang, Pemalang, Surakarta, dan Magelang.

Seusai Temani Tamu Luar Daerah, Pemandu Lagu di Banjarnegara Kejang-kejang dan Meninggal sebagai PDP

Turun Harga, Diskon Fortuner Tembus Rp 100 Juta, Innova Rp 70 Juta

PSBB Jakarta Diperpanjang, Anies Baswedan: Tak Ada Lagi Peringatan, Kini Fase Penindakan

Tanggapi Pernyataan Jokowi Soal Larangan Mudik, Wali Kota Solo Sebut Larangan Mudik Telat

Sebelumnya diberitakan seorang perawat di RSUP dr Kariadi dengan usia 52 tahun meninggal dunia, Jumat (17/4/2020) sekira pukul 10.55 WIB.

Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah, Edy Wuryanto membenarkan kabar tersebut.

"Benar, almarhumah dirawat di ruang isolasi.

Meninggal dengan status sebagai PDP.

Untuk hasil swab masih belum keluar," ungkapnya kepada Tribun Jateng, Jumat (17/4/2020).

Edy menyampaikan, almarhumah merupakan warga Kota Semarang.

Perawat tersebut, ucap Edy, bekerja sebagai perawat di Ruang Rajawali RSUP dr Kariadi Semarang.

"Informasi yang saya dapat, sebelumnya sudah dilakukan swab 2 kali.

Pertama dilakukan swab hasilnya negatif.

Untuk swab kedua, hasilnya antara negatif dan positif.

Lalu, dirontgen ada gejala mirip covid-19, maka dia ditetapkan sebagai PDP.

Ini masih menunggu hasil swab ketiga," ," ungkapnya.

Sekira pukul 15.20 WIB, Edy menyampaikan jenazah sedang dalam  proses pemakaman.

"Semoga tidak ada lagi penolakan pemakaman seperti sebelumnya," harapnya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) RSUP dr Kariadi Semarang, Agus Suryanto, mengungkapkan tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya kesulitan membedakan pasien virus corona dengan para pasien dari golongan Orang Tanpa Gejala (OTG).

Hal itu diungkapkan Agus seusai acara penyerahan simbolik bantuan APD di Mapolda Jateng kepada Tribunjateng.com, Jumat (17/4/2020).

Selain kesulitan membedakan pasien terpapar, Agus mengakui hambatan utama lain yaitu banyaknya warga yang enggan berterus terang ihwal riwayat kesehatan dan jejak perjalanannya selama ini.

"Dengan kondisi saat ini, sulit bagi kami terutama para tenaga medis untuk bedakan antara yang Covid-19 dengan yang tidak.

Khususnya yang OTG

Sebetulnya, tenaga medis di rumah sakit adalah kelompok yang paling rentan terpapar Covid-19," kata Agus.

Dia menerangkan, saat ini penularan virus corona bisa terjadi di mana saja.

Menurutnya, walau penanganan ketat telah diberlakukan tapi masih saja terdapat celah-celah penularan baik dari dalam rumah sakit maupun luar rumah sakit.

Maka, Agus mengimbau kepada warga yang berobat ke rumah sakit agar jujur menyampaikan keluhan kesehatannya.

Mereka diminta tak perlu ragu dengan penanganan medis yang disediakan di RSUP dr Kariadi karena telah sesuai standar dari Dinas Kesehatan (Dinkes).

"Sekarang semakin sulit diidentifikasi.

Karena banyak celah untuk menularkan ke tenaga medis.

Bisa dari luar maupun dalam rumah sakit.

Kini warga pun jadi pada takut datang ke rumah sakit.

Kami imbau gak usah ragu, penanganan kesehatannya sudah sesuai prosedur dari Dinkes," jrlasnya.

Dirut menegaskan, proses pelayanan di RSUP Kariadi belum mengalami gangguan meski banyaknya kasus positif corona yang dialami para dokternya.

Dia beralasan, RSUP Kariadi masih punya dokter dengan jumlah yang banyak.

"Dokter tempat kami masih banyak.

Jadi tidak perlu khawatir.

Layanan medisnya tetap berjalan.

Kini kami telah menginstruksikan  kepada semua dokter untuk mengubah layanan medis jarak jauh," tuturnya.

Warga yang ingin berobat, kini cukup menelepon atau mengirim pesan singkat ke dokter bersangkutan.

Sebab, beberapa poli di RSUP Kariadi telah dibatasi layanan medisnya secara langsung.

"Kami di beberapa poli sudah membatasi layanan medis secara langsung.

Sekarang warga yang mau berobat cukup telepon saja atau kirim pesan singkat ke dokternya.

Biar kasus penularan virus corona ini dapat diminimalkan," tandasnya. 

Tenaga Medis Yang Tak Melayani Pasien Covid-19 Justru Paling Banyak Tertular

Mengenai tenaga medis RSUP dr Kariadi Semarang yang dinyatakan positif covid-19, Direktur Utama dr Agus Suryanto menyampaikan fakta tenaga medis yang positif covid-19 bukan yang sedang melayani pasien virus corona.

"Jadi faktanya seperti itu. Justru yang positif covid terjadi lebih banyak dokter daripada perawat," ungkapnya kepada Tribun Jateng, Jumat (17/4/2020) kemarin.

Menurutnya, hal itu menjadi perhatian untuk selalu meningkatkan kewaspadaan. Dia menuturkan, pihaknya tidak bosan untuk selalu memberikan edukasi dan motivasi kepada para dokter.

Mengenai penambahan pasien positif covid-19, Agus menyampaikan, sebagai rumah sakit rujukan, RSUP dr Kariadi merawat pasie dengan kondisi klinis berat dan sangat berat.

"Sehingga kemungkinan positifnya adalah sangat tinggi. Kasus-kasus covid ini pada kadar-kadar tertentu memang sulit untuk dipisahkan atau disingkirkan apakah ini covid-19 atau bukan," ungkapnya.

Menurutnya, keadaan ini dilema. Kalau pasien itu positif maka pasien lain juga akan masuk menjadi PDP.

"Oleh karena itu, maka kami memperkuat screening di depan. Screening itu dengan memberdayakan beberapa dokter spesialis untuk mengidentifikasi covid-19 atau bukan," tuturnya.

Mengenai kemungkinan penambahan pasien positif siginifikan atau tidak, Agus menyampaikan tidak bisa menjelaskan hal tersebut.

"Namun kalau melihat kasus secara nasional masih terus bertambah dan meningkat. Jadi, kita harus tetap waspada dan tentunya kita semua unsur harus hati-hati dan tetap menjaga jarak agar tidak terjadi penularan," ajaknya.

Dia mengungkapkan, rumah sakit yang dia pimpin itu mempunyai jumlah dokter sebanyak 310 orang.

"Untuk tenaga medis dan nonmedis, pihak rumah sakit sudah punya regulasi terkait pelayanan inti dan noninti terkait pelayanan covid-19," ucapnya.

Tenaga medis atau pegawai medis RSUP Kariadi 34 orang

Sebelumnya RSUP dr Kariadi Semarang telah menglarifikasi jumlah tenaga medis dan pegawai yang semula diberitakan 46 orang dinyatakan positif covid-19.

Berdasarkan pemeriksaan pada tanggal 14 April 2020, Direktur Utama, dr Agus Suryanto menyampaikan untuk tenaga medis atau pegawai medis sejumlah 34 orang.

"Setelah ditelusuri ternyata ada 2 nama, lalu ada keluarga yang juga ikut diperiksa dalam satu rangkaian.

Jadi, yang benar adalah 34 pegawai yang positif," ungkap dr Agus Suryanto, Jumat (17/4/2020).

Dia bersyukur, tenaga medis yang dinyatakan positif tanpa gejala.

Untuk komposisi tenaga kesehatan yang dinyatakan positif yakni, 4 dokter spesialis bedah syaraf.

Untuk dokter spesialis lain yakni, 1 dokter spesialis penyakit dalam, dan 1 dokter anak.

"Kemudian Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) ada 24 orang dan yang paling mencolok adalah 15 PPDS bedah.

Untuk yang nondokter ada 2 fisioterapis, 1 tenaga administrasi, dan 1 tenaga perawat," ungkapnya.

Dia menuturkan, terdapat lonjakan tinggi di kelompok dokter bedah termasuk PPDS bedah yakni jumlah 15.

"Bukan 16 yang seperti diberitakan. Yakni jumlahnya 16 dokter PPDS dokter bedah dan 4 dokter syaraf. Untuk mencolok yang kedua ada di 5 PPDS Obstretri," ungkapnya.

Dari perkembangan rumah sakit setelah dilakukan penelusuran terhadap kejadian tersebut, peningkatan itu menurut dr Agus terjadi di beberapa locus.

"Pertama, di locus kelompok dokter bedah, jadi ini salah satunya teridentifikasinya terlambat yakni setelah dilakukannya operasi.

Hal itu, sehingga sebetulnya bukan dari pasien covid-19. Jadi ini satu kluster di khusus bedah.

Jadi karena tidak diidentifikasi dengan baik, kebetulan pasien bedah itu karena pulang paksa yang ternyata orangtua pasien itu secara pemeriksaan itu positif," ungkapnya.

Dia juga menyampaikan, sejak pertengahan Januari-April 2020, rumah sakit milik Kementerian Kesehatan RI itu sudah merawat dengan jumlah ODP yang datang rawat jalan di poli khusus sampai hari ini berjumlah 896 orang.

"Untuk PDP yang dirawat adalah 313. Positif 112 orang, 57 di antaranya dari pegawai RSUP dr Kariadi," ungkapnya.

Dia melanjutkan, untuk pasien yang dinyatakan sembuh 11 orang.

Untuk pegawai yang dinyatakan sembuh 9 orang hal itu ditunjukkan melalui hasil swab dan PCR yang menunjukkan negatif.

"Untuk pasien yang minggal total 27 orang, 11 dari yang positif dan 11 dari yang negatif.

Sedangkan yang 5 menunggu hasil pemeriksaan," ungkapnya.

dr Agus mengungkapkan, untuk pegawai yang meninggal sampai hari ini berjumlah 2 orang. Dengan rincian 1 dinyatakan positif.

"Untuk yang meninggal hari ini untuk hasil pemeriksaan yang pertama negatif, untuk pemeriksaan yang kedua kemarin perlu diulang sehingga hasilnya masih kita tunggu," tuturnya. (kan)

Pengakuan Ika Musriati Disiksa Majikan di Semarang, Tangan Disayat hingga Tenggak Air Mendidih

BERITA LENGKAP: Nekat Mudik Kena 1 Tahun Penjara, Sanksi bagi Pemudik Berlaku Efektif 7 Mei 2020

FOKUS Achiar M Permana : Andil Wadyabala Wanara

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved