Virus Corona Jateng
Camat Gondang Pilih Omah Londo Jadi Lokasi Karantina Pemudik Sragen: Ada Pocong dan Noni Belanda
Camat Gondang Sragen menyiapkan rumah peninggalan Belanda atau Omah Londo sebagai lokasi Karantina pemudik yang ngeyel.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Gedung kosong berhantu bagi para pemudik Sragen yang ngeyel karantina mandiri guna cegah persebaran Covid-19 telah disiapkan beberapa kecamatan di Kabupaten Sragen.
Kecamatan Gondang salah satunya, pemerintah kecamatan bahkan mempersiapkan bekas bangunan peninggalan Belanda atau biasa disebut omah londo.
"Rumah ini memang kami siapkan untuk para pemudik yang ngeyel atau bandel tidak mau karantina mandiri selama 14 hari dirumah," kata Camat Gondang, Catur Sarjanto, Minggu (26/4/2020).
• Dewi Sandra Ungkap Alasan Bungkam Soal Kematian Glenn Fredly Mantan Suaminya
• Viral Akun Reemar Martin Artis Tik Tok Filipina Diserang Netizen +62, Sempat Hilang Di-Report
• Program Ini Talkshow Host Sule, Andre Taulany, dan Raffi Ahmad Pamit, Ini Penjelasan Net TV
• Ivan Gunawan Tak Menyangka Dapat Pesanan Kebaya Putih untuk Pernikahan Zaskia Gotik
Catur panggilan akrabnya menyiapkan dua bangunan atau rumah peninggalan Belanda untuk pemudik yang ngeyel.
Satu rumah bisa diisi sebanyak enam orang.
"Kami siapkan dua, tapi kalau nanti ada kelebihan atau masih kurang kita siapkan satu lagi di kantor sekretariat pabrik lebih besar dan lebih angker," lanjut Catur.
Sementara guna memperbaiki bangunan tersebut, pihak kecamatan akan terlebih dahulu memperbaiki listrik, menyiapkan tempat tidur, sementara untuk MCK portable dari dinas sosial.
"Nanti ketika ada warga yang bandel kita ingatkan satu hingga dua kali, kalau dia tidak mengikuti himbauan nanti kita ambil dan kita taruh di sini kita jaga dari pihak satgas," tegasnya.
Sementara itu jumlah pemudik di Kecamatan Gondang dikatakan Catur terus mengalami peningkatan, dari 1.090 menjadi 1.119 dan 14 orang dinyatakan lolos.
Dari beberapa pemudik tersebut awalnya dikatakan Catur ada yang ngeyel.
Dirinya sempat mendapat laporan dari Desa Tunggul bahwa ada pemudik yang ngeyel.
"Satgas desa sudah mengingatkan hingga dua kali, lurah juga sudah turun dari kecamatan juga ingin turun tangan ternyata saat kita pantau yang bersangkutan sudah tidak ngeyel lagi," terangnya.
Pantauan Tribunjateng.com di lokasi, rumah dengan tinggi sekitar 4,5 meter tersebut sudah sangat tidak terurus.
Cat dinding banyak yang mengelupas, ubin pecah hingga atap jebol.
Hawa lembab dan pengap semakin membuat tidak nyaman jika berlama-lama di rumah tersebut.
Suasana semakin tidak nyaman melihat bagian dapur hingga kamar mandi.
Catur menyampaikan banyak mendapat cerita dari warga melihat beberapa sosok tak kasat mata.
"Memang orang mengatakan angker banyak sosok yang menampakan wujudnya kalau yang sebelah utara ada Noni kalau rumah selatan sumur katanya ada pocong," terang Catur.
Dirinya menyampaikan pernah ada pekerja yang merenovasi atap namun tidak berani melanjutkan karena melihat seorang sosok yang belum diketahui sosoknya seperti apa.
Salah satu ruangan dari rumah tersebut bahkan ada yang tidak boleh ditempati.
Catur tidak menceritakan secara detail namun dari para pendahulu ruangan tersebut tidak boleh ditempati.
Bangunan tersebut dikatakan Catur terakhir dihuni sejak 1990-an karena dulu masih digunakan sinder Pabrik Gula Kedung Banteng.
Sementara pembangunan gedung tersebut dikatakan Catur ada dua versi, dibangun pada 1860 dan 1920.
"Kalau dibangunnya kapan, ada informasi mengatakan sejak zaman Paku Buwono X jadi sejak 1860, kedua dari para ahli sejarah menyebutkan 1920,
"Berdasarkan dari koran Belanda bahwa perusahaan gula Kedung Banteng ini pernah mengumkan adanya lowongan pekerjaan karyawan pabrik pada 1925, jadi diperkirakan dibangun 1920," kata Catur.
Bergonta-gantinya pejabat sinder kala itu membuat bangunan tersebut ada yang ditempati dan ada yang tidak.
Sementara itu, pengalaman mistis juga pernah dirasakan pasutri Galingsong dan Daryanti.
Mereka pernah melihat cahaya biru terang keluar dari kantor Kecamatan Gondang.
"Kantor kecamatan itu kan juga bangunan lawas, saya baru duduk lihat cahaya itu warna biru dari bawah keatas semakin hilang cahayanya," terang Daryanti.
Kejadian tersebut mereka alami sekitar dua tahun yang lalu pada pukul 22.00 WIB.
Pasutri yang juga mantan penjaga kebersihan omah londo tersebut bahkan pernah menempati rumah tersebut.
Daryanti semasa masih duduk SMP pernah melihat sosok hitam tanpa kepala dirumah rumah Belanda tersebut.
"Dulu pernah waktu SMP melihat sosok tanpa kepala, trus bilang sama ayah saya katanya nggak papa, sekarang kalo diminta nempatin ya engga mau," katanya.
Pasutri tersebut kini memilih membangun rumah sendiri yang berada disekitaran kompleks omah londo tersebut.
(uti)
• Update Corona di Cilacap 26 April 2020: 19 Positif dan 116 PDP
• 4 Orang Dinyatakan Positif Corona di Klaten, Total 13 Kasus Pasien Terjangkit Covid-19
• Sagi Kaget Tempat Tidur Karantina di Solo Berjejer Tanpa Sekat: Beda Sekali dengan Amerika Serikat
• Ujian Berat Erin Bayi 6 Bulan Sakit Jantung dan Dinyatakan Positif Corona