Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Aku Tak Bisa Berhenti Menangis, Tulis Anak Perawat yang Meninggal karena Virus Corona di Perantauan

Putrinya Mutya menulis di Facebook, "Aku tidak bisa berhenti menangis. Terlalu menyakitkan untuk ditanggung."

EPA-EFE/STR
ILUSTRASI - Tim medis memeriksa seorang pasien yang terinfeksi virus corona di Rumah Sakit. 

TRIBUNJATENG.COM, LONDON - Bertambah satu lagi perawat NHS (National Health Service) yang meninggal karena virus corona Covid-19 di Inggris.

Perawat tersebut dikabarkan belum sekali pun mudik dalam 5 tahun terakhir.

Dialah Larni Zuniga (54), diumumkan sebagai pekerja kesehatan terbaru di garis terdepan yang meninggal karena virus corona.

Viral Akun Reemar Martin Artis Tik Tok Filipina Diserang Netizen +62, Sempat Hilang Di-Report

MAU KE SEMARANG BACA INI! Mulai Hari Ini Kendaraan Bukan Plat H akan Dihentikan

Diledek Sebagai Calon Pacar Ariel NOAH, Konglomerat Dita Soedarjo Sebut Tak Mungkin

Stiker Wajah Bupati Klaten pada Botol Hand Sanitizer Bantuan Kemensos, Warganet: Seharusnya Malu

Ia sempat dirawat di ICU bersama PM Inggris Boris Johnson.

Nyawanya tak terselamatkan setelah gagal memenangkan pertempurannya di Rumah Sakit St Thomas London.

Teman-teman sesama perawat yang berasal dari Filipina, telah mengonfirmasi bahwa Zuniga dirawat di ICU berbarengan dengan Boris Johnson.

Daily Star mengabarkan, sosok ayah ini akan dikenang sebagai "profesional sejati yang menyelamatkan nyawa banyak orang."

Ajalnya tiba ketika jumlah tenaga medis yang nyawanya terenggut akibat Covid-19 di Inggris mencapai setidaknya 131 orang.

Mereka termasuk dokter, perawat, kuli angkut, paramedis, dan petugas kesehatan lainnya.

Saat memberi penghormatan terakhir kepada Zuniga, sepupunya Christian yang juga perawat NHS mengatakan, "Larni adalah seorang profesional sejati, yang menyelamatkan nyawa banyak orang."

"Dia membuat perbedaan yang luar biasa bagi banyak orang dan dia sangat dihormati oleh pasien dan kolega."

Zuniga meninggal setelah 3 minggu dirawat intensif di ICU St Thomas, di mana ia dikatakan sebagai "salah satu pasien paling sakit."

Perawat ini dikabarkan sangat dicintai di tempat kerjanya, dan telah bekerja selama 12 tahun di Inggris.

Ia belum mudik menemui keluarganya selama 5 tahun terakhir.

Dia sedang dalam proses mengajak istrinya, Edith, untuk menetap di Inggris sebelum dia meninggal karena Covid-19.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved