Wabag Virus Corona
Karena Corona, Dua Desa Ini Saling Balas Memblokir Jalan, yang Satu Pakai Bambu, Dibalas Pakai Batu
“Yang memblokir duluan Pemerintah Desa Bulusari, kemudian dibalas sama Desa Bukur,” ujar seorang warga yang ditemui di lokasi
TRIBUNJATENG.COM - Jalan penghubung antar Desa Bulusari, Kecamatan Kedungwaru dan Desa Bukur, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, tidak bisa dilalui kendaraan maupun pejalan kaki.
Sebab jalan penghubung dua desa ini diblokir oleh masing-masing desa.
Di Desa Bulusari yang ada di sisi utara diblokir dengan palang bambu, sedangkan di selatan, di Desa Bukur diblokir dengan tumpukan batu andesit.
• 100 Karyawan Reaktif Corona, Sterilkah Rokok Produk Sampoerna? Ini Penjelasan Perusahaan
• Promo Alfamart 30 April-3 Mei 2020, Cuma 4 Hari Diskon Produk Makanan dan Sirup, Cek di Sini
• Bus Bertulis Intruksi Presiden Pulang Kampung Bukan Mudik Melenggang, Ini yang Terjadi di Semarang
• Promo Superindo Akhir Pekan 30 April-3 Mei 2020, Diskon Produk Makanan Capai 40 Persen,Ini Daftarnya
Pemblokiran ini diduga karena pemerintah dua desa ini tidak menjalin komunikasi dengan baik.
“Yang memblokir duluan Pemerintah Desa Bulusari, kemudian dibalas sama Desa Bukur,” ujar seorang warga yang ditemui di lokasi.
Menurut Kepala Desa Bukur, Juni, pemblokiran itu dilakukan sejak Rabu (29/4/2020) sore.
Saat itu Pemdes Bulusari yang lebih dulu melakukan pemblokiran dengan bambu.
Akibatnya warga Bukur yang baru saja mencari rumput tidak bisa lewat.
“Memang ada sedikit perusakan, agar warga yang pulang cari rumput bisa lewat. Ternyata malamnya malah dikuati (blokadenya),” terang Juni, Kamis (30/4/2020).
Melihat blokade itu, warga dan Satgas Covid-19 Desa Bukur secara spontan membalas dengan blokade.
Karena yang ada adalah material batu, maka batu-batu itu yang ditata menutup akses antar desa ini.
Ada dua akses utama ke Desa Bulusari, semuanya diblokade dengan batu.
“Sebelumnya Desa Bulusari memang tidak berkoordinasi dengan warga maupun Pemerintah Desa Bukur saat akan memasang blokade,” ucap Juni.
Juni menilai, seharusnya jalan utama antar desa ini tidak perlu diblokir.
Seharusnya yang ditutup justru gang-gang kecil yang bisa dijadikan jalan alternatif pergerakan warga.
Sementara jalan utama cukup dilakukan penjagaan saja.
“Nyatanya ini dua jalan utama sekaligus ditutup total, tidak ada yang bisa dilalui sama sekali,” keluh Juni.
Sementara Kades Bulusari, Pramudianto mengatakan, pemblokiran ini dilakukan atas pertimbangan pandemi Covid-19 dan keamanan.
Sebab dua minggu sebelumnya terjadi penjambretan di jalan antar dua desa ini.
Selain itu warga juga mengeluhkan pompa air yang ada di kolam-kolam sering hilang.
“Warga kan banyak yang memelihara ikan, banyak pompa air yang dipasang di kolam. Pompa air itu banyak yang dicuri,” ujar Pramudianto.
Atas dasar musyawarah desa, kemudian ada usulan penutupan jalan demi keamanan bersama.
Diakui Pramudianto, akses ke Desa Bulusari yang ditutup hanya yang dari Desa Bukur.
Sementara akses dari desa-desa lain, seperti Lohderesan dan Desa Bangoan masih bisa dilalui.
“Hanya saja diberlakukan jam malam mulai pukul 21.00 WIB. Semua diperiksa dengan ketat,” sambung Pramudianto.
Lebih jauh Pramudianto mengungkapkan, keputusan melakukan blokade jalan ini juga sudah konsultasi dengan Bhabinkamtibmas.
Apalagi penutupan jalan ini juga tidak mengganggu akitivitas warga.
Ia menegaskan, tidak ada masalah apa pun di balik pemblokiran jalan ini. (*)
• Promo Superindo Akhir Pekan 30 April-3 Mei 2020, Diskon Produk Makanan Capai 40 Persen,Ini Daftarnya
• Detik-detik Polisi dan Warga Kepung Minimarket yang Dirampok, Para Pelaku Ditembak, Sempat Melawan
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Gara-gara Covid-19, Dua Desa di Tulungagung Saling Blokir Jalan Dengan Bambu dan Batu