Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kisah Sukses Budi Mudik Naik Mobil dari Jakarta ke Jateng Lewat Jalan Tikus, Nekat Resiko Dibegal

Larangan mudik oleh pemerintah pusat tidak menyurutkan niat warga untuk kembali ke kampung halaman meski sadar akan risikonya.

Editor: galih permadi
Tribun Jateng/ Hermawan Handaka
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel saat mengecek pemudik yang akan menuju ke Jawa Tengah di Gerbang Pintu Exit Tol Pejagan Brebes, Jawa Tengah, Rabu (29/4/20). Pemudik yang akan menuju ke Jawa Tengah harus di paksa putar balik ke kota tujuan demi memutus penularan pandemi Covid-19. 

Kepolisian mengakui adanya jalur tikus yang kerap digunakan pemudik untuk lolos dari penjagaan.

"Kami tidak mungkin menyekat semua jalan, tidak mungkin bisa jaga di seluruh pelosok-pelosok.

Prinsipnya ketika ketangkap, kami suruh pulang. Kami ingatkan mereka akan rugi jika tetap nekat."

"Misal dia lolos di kabupaten A, dia bisa terjaring di kabupaten berikutnya karena setiap kabupaten ada penyekatan. Syukur-syukur sampai tujuan, kalau tidak, dia akan rugi karena tidak bisa pergi dan tidak bisa pulang, terjebak di daerah itu, ke arah timur ditutup, ke arah barat ditutup," kata Kepala Bagian Operasional Korlantas Polri Kombes Benyamin saat dihubungi BBC News Indonesia.

Benyamin pun menyarankan warga agar mengurungkan niatnya untuk mudik demi keselamatan bersama, baik untuk diri sendiri maupun keselamatan keluarga di daerah tujuan.

"Kami imbau untuk tetap di rumah, tidak mudik, satu kali tahun ini saja karena kita tidak tahu sebagai carrier [pembawa virus].

Kelihatan sehat, tapi sampai sana malah menyebarkan penyakit dan kita juga tidak tahu malah tertular di daerah tujuan dan ketika kembali ke kota malah bawa penyakit," kata Benyamin.

Benyamin menyebutkan, selama larangan mudik diberlakukan, terdapat banyak cara pengemudi dan penumpang mengelabui petugas.

"Kemarin juga kami temukan, di perbatasan Karawang-Bekasi, tapi bukan jalur tol. Busnya kosong, lampu gelap, begitu diberhentikan, dicek di dalamnya ada perempuan sembunyi di toilet, kemudian di bagasi ada isi manusia. Oh ya sudah balik kanan, kembali lagi," katanya.

 Sanksi berat bagi petugas curang

Selain itu, Benyamin juga mengingatkan kepada para petugas di lapangan agar tidak bermain curang dengan menerima uang dari pengendara pribadi supaya bisa lolos penyekatan.

"Alangkah bodohnya siapa pun petugas yang melakukan [kecurangan], dan alangkah tidak manusiawi mereka bermain di tengah wabah ini."

"Jadi misal ada yang memanfaatkan dengan bermain di belakang, menerima uang untuk meloloskan, dijamin sanksinya akan sangat berat," kata Benyamin.

Benyamin mengatakan, peluang kecurangan tersebut kecil karena operasi yang dilakukan melibatkan instansi lain, seperti TNI, dinas perhubungan, dan kesehatan.

 Senada dengan hal tersebut, pengamat transportasi Darmaningtyas menyebutkan, larangan mudik demi mencegah penyebaran Covid-19 tidak akan berhasil jika hanya mengharapkan kekuatan dari petugas keamanan, tanpa bantuan dari publik.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved