Berita Sragen
2 Pemudik Palembang Menolak Dikarantina di Rumah Hantu Sragen, Pilih Isolasi dalam Bangunan Kosong
Dua pemudik dari Palembang menolak dikarantina di rumah angker Desa Sepat Sragen. Mereka memilih isolasi mandiri di rumah kosong milik orangtua.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: Daniel Ari Purnomo
Dua orang di antaranya masuk tempat karantina pada (16/4/2020) dan hanya bertahan tiga hari dan dipulangkan pada (20/4/2020).
Sementara satu orang masuk pada (20/4/2020) dan hanya bertahan selama empat hari kemudian dipulangkan.
Menurut pengakuan ketiganya kepada Mulyono, setiap malam mereka selalu diganggu makhluk tak kasat mata.
Mulyono menceritakan menurut pengakuan ketiga laki-laki tersebut setiap malam dalam mimpinya terbayang-bayang makhluk menyeramkan tak kasat mata.
"Sampai nangis-nangis minta dipulangkan minta pada kami dipulangkanan bahkan sampai tiga kali akhirnya kami pulangkan dengan berbagai catatan, taat isolasi mandiri dengan pengawasan ketat," katanya.
Gambar-gambar hantu yang berada di rumah karantina tersebut sebagian ialah hasil gambar para penghuni, sebagai gambaran apa yang mereka lihat selama ini.
Bangunan yang digunakan karantina tersebut dulunya ialah rumah produksi pembuatan sepatu.
Dibangun pada 1995, bangunan tersebut sudah dikosongkan selama 10 tahun.
Rumah karantina tersebut terdiri empat tempat tidur yang disekat oleh kain dan terdapat satu kamar mandi.
Selama dikarantina makan dan minum seluruh penghuni menjadi tanggungjawab satgas Desa Sepat.
(uti)
FOLLOW FACEBOOK TRIBUNJATENG.COM
• Doa 10 Hari Kedua Ramadhan Lengkap dengan Artinya, Agar Dosa Kita Diampuni
• Paula dan Baim Wong Malu Direkam saat Dapat Setumpuk Baju Mahal Bekas Rafathar, Ini Reaksi Nagita
• Petugas di Terminal Dukuh Salam Slawi Temukan Motor Bodong Disembunyikan di Dalam Mobil Travel
• Polisi Tangkap 13 Pebalap Liar Lengkap Beserta 8 Motor di Banyumas