Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Denyut RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet (2): Makanan Berlimpah, Koneksi Internet Kencang

Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, masih merawat ratusan pasien Covid-19.

Penulis: cecep burdansyah | Editor: m nur huda
TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH
Petugas medis memberikan penanganan kepada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. 

Esoknya, dua orang perawat yang berbeda terheran-heran mengapa sang pasien
belum tes swab, karena menurut mereka begitu masuk langsung tes swab.

Kedua petugas itu langsung mengantar pasien ke lantai dasar untuk dilakukan tes swab.

Seorang pasien yang baru swab mengaku baru masuk Wisma Atlet Jumat (1/5/2020) pagi dan
pukul 10.00 sudah tes swab.

Kelucuan terjadi ketika seorang pasien dipanggil masuk ruangan kemudian ditanya mengenai data pribadi, lalu menuliskan dalam selembar
formulir.

Pasien diambil lendir di tenggorokan melalui dua lubang hidung.

Begitu baru saja bangkit dari tempat duduk, ia dipanggil lagi oleh petugas berbeda, yang jarakna hanya
dua meter dari petugas pengambil lendir.

Petugas medis menamai baju APD nya dengan nama dan gambar binatang saat bertugas di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (2/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH
Petugas medis menamai baju APD nya dengan nama dan gambar binatang saat bertugas di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (2/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH (TRIBUN/CECEP BURDANSYAH)

Ia juga minta data pribadi dan menuliskannya di selembar formulir. Lalu ia minta pasien
yang sama diambil lendir oleh petugas yang sama juga.

"Lho saya baru saja diambil lendir," ujar sang pasien. “Oh sudah ya,” katanya seraya menyobek lembaran formulir
yang baru saja ditulisnya.

Kondisi itu bisa dipahami karena jumlah pasien tidak sebanding dengan jumlah
petugas.

Di lantai 27 saja ada 32 ruangan, begitu juga di lantai 26.

Kalau semua ruangan full terisi, satu lantai itu ada 96 pasien, sedang petugas dan
perawat untuk satu lantai paling banyak enam orang.

Petigas berasal dari tempat berbeda, termasuk lembaganya. Ada yang dari dinas kesehatan pemerintahan provonsi, TNI, Polri dan lembaga lainnya.

"Saya dari Dinas Kesehatan Kalimantan Barat," kata Sri Wahyuni.

Beberapa petugas lainnya ada yang dari Bandung dan ada pula dari Maluku.

Mereka harus menjadi satu tim dalam waktu singkat dan mengurus orang banyak.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved