Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Lihat Bintang-Bintang di Langit Bergerak Membentuk Tulisan Allah, Iman Sang Pendeta pun Goyah

Tak dinyana, muazin yang bernama asli Agus Setiono itu dulunya adalah pendeta cukup terpandang di kotanya, Jawa Timur.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
Tribun Jateng/Khoirul Muzaki
Ibnu Masngud membersihkan makam di lingkungan Ponpes Al Hasani Kebumen yang jadi rutinitasnya. 

TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Lantunan suara azan menggema dari sebuah masjid di lingkungan Pondok Pesantren Al Hasani Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen.

Dari bibir seorang pria sederhana, kalimat itu terlontar.

Ia berpakaian muslim dengan bawahan sarung, serta peci hitam yang warnanya telah memudar.

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Kecelakaan Mobil Avanza Putih Tertabrak Kereta Api, 3 Orang Tewas

Viral Mbah Slamet Diseret dari Mushola, Dilaporkan ke Ganjar Pranowo, Ini Fakta Sebenarnya

Setelah 40 Km Jalan Kaki, 16 Pemudik Tewas Tertabrak KA dalam Perjalanan Pulang Kampung, Warga Syok

Baim Wong Murka Kena Tipu Driver Ojol yang Diberi Uang

Berdiri tegap menghadap kiblat, pria itu tampak penuh semangat.

Ia coba mengatur nafas, lalu mengumandangkan azan dengan nada lantang.

Siapa sangka, muazin itu adalah orang yang belum lama belajar Islam.

Dia lah Ibnu Masngud, nama yang belum lama dia sandang.

Tak dinyana, ia yang bernama asli Agus Setiono dulunya adalah pendeta cukup terpandang di kotanya, Jawa Timur.

Namun kini ia menjelma menjadi warga biasa.

Tapi ia bersyukur karena nikmat hidayah datang padanya.

Suatu malam, ketika ia menatap langit, di sana tampak keajaiban.

Entah mengapa, bintang-bintang di angkasa berjalan membentuk tulisan Allah dalam huruf Arab.

Ini bukan kebetulan tentunya.

Pemandangan itu seketika menggoyahkan imannya.

Hingga ia mantab, Tuhan yang mestinya disembah adalah Allah, dalam kepercayaan Agama Islam.

"Ibnu Masngud artinya anak yang beruntung," kata Kiai Asyhari Muhammad Al Hasani pengasuh Ponpes Al Hasani Kebumen.

Agus memutuskan untuk menjadi mualaf kemudian.

Ia berganti nama menjadi Ibnu Masngud.

Tapi pindah agama bukan perkara mudah baginya.

Ia harus siap dengan segala konsekuensinya.

Terlebih ia pendeta yang biasa jadi panutan.

Masngud akhirnya memutuskan meninggalkan segalanya yang berhubungan dengan masa lalunya.

Ia harus berpisah dengan istrinya.

Anaknya pun dia tinggalkan karena enggan mengikuti keyakinannya.

Seluruh harta dan fasilitas mewah yang dia miliki dia tinggalkan untuk keluarga.

Seketika Masngud tak memiliki apa-apa, kecuali iman yang menancap kuat di dadanya.

Ia meninggalkan jauh kotanya, lalu hijrah ke Kebumen Jawa Tengah mengikuti pembimbingnya, Kyai Asyhari Muhammad Al Hasani atau Gus Hari.

Tiada bekal yang dibawanya, kecuali baju yang melekat di badan.

"Dia tinggalkan semua, harta, keluarga,"katanya.

Masngud harus memulai semuanya dari nol kembali.

Tapi ia sudah tidak berambisi mengejar duniawi.

Ia hanya ingin mendalami ilmu agama dan mengabdi pada Ilahi.

Masngud tak malu belajar Islam bersama para santri yang usianya jauh lebih muda.

Di luar itu, ia memilih mengisi hari-harinya dengan membersihkan makam di lingkungan pesantren.

Sapu lidi jadi pegangannya setiap hari untuk menyingkirkan sampah dari tanah makam.

Tetapi ia bersyukur dengan rutinitasnya itu.

Dengan begitu, ia bisa terus mengingat kematian untuk meneguhkan iman.

"Dia sudah istikamah di pesantren, bersih-bersih masjid dan makam,"katanya

Tak dipungkiri masih ada ruang hampa dalam kehidupannya.

Sebab ia tidak lagi punya keluarga.

Jika sepi melanda, hatinya akan merana.

Ingatannya akan kembali pada keluarga yang pernah bersama.

Tapi sedih itu perlahan terobati.

Seorang gadis desa, Sariasih (30), berhasil mencuri hatinya.

Perjalanan cinta mereka amat sederhana, tak serumit dalam drama.

Sebab mereka dipertemukan dengan tujuan mulia.

Hingga keduanya merasa cocok, lalu berikrar untuk saling menerima.

Ini lah impian Masngud, bisa menikah dengan wanita muslimah untuk saling menjaga iman.

Masngud kini tak perlu lagi merasa sepi.

Ada wanita yang selalu mendampingi, berjuang menggapai rido Ilahi.

"Cita-cita beliau tentu menyempurnakan rukun Islam ke Baitullah,"katanya. (aqy)

Kisah Tragis: Saat Ajal Jemput Begal Motor yang Tewas Diamuk Massa, Begini Kronologi Kejadiannya

Pilu, Bocah 8 Tahun Dijemput untuk Karantina: Pakaian yang Dibawa Menyembul dari Kresek Indomaret

Dua Siswa SMA Dinyatakan Tidak Lulus Meski Tak Ada Ujian Nasional, Mengapa?

Ekspresi Ibu Ferdian Paleka Saat Menangis Jadi Sorotan Poppy Amalya: Perhatikan Air Matanya

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved