Berita Cilacap
Satpol PP Cilacap Segel Peternakan Ayam Desa Cimanggu, Disebut Sumber Bau dan Pemicu Lalat
Satpol PP Cilacap menutup sekaligus menyegel peternakan ayam yang diduga ilegal karena disebut sumber bau dan pemicu lalat.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Kasatpol PP Cilacap Yuliaman Sutrisno mengatakan telah menutup peternakan ayam petelur di Desa Cimanggu, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap.
Penutupan tersebut dilakukan setelah Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menyetujui saran penindakan yang diajukan Satpol PP.
"Kami sudah menutupnya pada Jumat (8/5/2020) lalu," Jawab Yuliaman saat dihubungi Tribunjateng.com, Selasa, (12/5/2020).
• Oknum Kodim 0733 BS Semarang Emosi Dihentikan karena Tak Pakai Masker, Bentak PM & Acuhkan Kapolsek
• Warga 45 Tahun ke Bawah Boleh Bekerja, tapi Hanya untuk 11 Bidang Ini
• Ditelepon Mendapat Hadiah dari Bank, 10 Nasabah Bank Kehilangan Ratusan Juta
• Gowes Maut, Warga Banyumanik Tewas Tabrak Pagar Rumah Naik Sepeda Mini: Pernah Stroke
Menurut Yuliaman, proses penutupan dimulai sekira pukul 10.00 WIB.
Prosesnya tersebut berjalan lancar.
Personel Satpol PP dan Polsek Cimanggi turut hadir di lokasi.
Lalu, personel Satpol PP memasang pengumuman peternakanan ayam tersebut telah ditutup atau disegel.
Dihubungi Tribunjateng.com, warga setempat, Iwan menyaksikan langsung penutupan peternakan ayam yang telah meresahkan warga RW 10 di Desa Cimanggu tersebut.
Warga sekitar yang berdekatan dengan kandang ternak ayam petelur itu juga turut menyaksikan proses penutupan tersebut.
Pemicu Lalat
Sebelumnya diberitakan, ribuan lalat menyerbu Desa Cimanggu, Kabupaten Cilacap, akhir-akhir ini.
Warga pun memasang lem lalat di beberapa sudut rumahya.
Ketua RW 10, Dusun Nambo, Desa Cimanggu Triyono sudah mengadukan keluhan warga ke Pemerintah Kabupaten Cilacap.
Warga meminta pemerintah turun tangan untuk mengatasi keberadaaan usaha peternakan ayam petelur yang berada di dekat permukiman warga.
Pasalnya, usaha itu dalam jumlah besar, sehingga terdapat ribuan ekor ayam di peternakan tersebut.
Usaha peternakan ayam milik Widodo itu diprotes warga sekitar setelah terbukti memberi bau tidak sedap dan membuat rumah warga sekitar diserbu ribuan lalat.
Triyono menjelaskan setelah kesepakatan yang dihasilkan di musyawarah di Balai Desa Cimanggu pada 17 Desember 2018 tidak ditepati si pemilik usaha.
Warga menggelar musyawarah lagi di balai desa pada 7 April 2020.
"Tapi saat itu Pak Widodo diwakili sama pengacaranya," kata Triyono kepada Tribunbanyumas.com, Jumat, (1/5/2020).
Lalu setelah tidak ada kesepakatan dihasilkan pada pertemuan itu, tutur Triyono, warga akhirnya mengadukan masalah tersebut ke Polsek Cimanggu, Kecamatan, Danramil, Dinas Lingkungan Hidup Cilacap, DPRD Cilacap, Satpol PP Cilacap, dan Bupati Cilacap.
Triyono menuturkan dalam menyampaikan aduan itu, warga diwakili oleh Taswo.
Ditemui Tribunjateng.com, Taswo menerangkan, setelah pihaknya menyampaikan aduan ke beberapa instansi Pemkab Cilacap. Ada tindak lanjut.
"Pada 15 April 2020 Satpol PP datang ke sini meninjau lokasi."
"Lalu, pada 17 April 2020 ada SP 1 dari Satpol PP dan 27 April sudah SP 3, tapi sampai sekarang belum ada kepastian," kata Taswo.
Dia berharap ada ketesan dari pemerintah sehingga warga merasakan nyaman lagi tinggal di rumah.
Harga Lem Lalat Naik
Tatang (39) tidak menyangka peternakan ayam yang berada persis di samping rumahnya berimbas ribuan lalat di rumahnya. Warga Desa Cimanggu RW 10 itu hampir setiap hari merogoh kocek untuk membeli lem lalat.
Dalam satu hari, kata Tatang, dia bisa menghabiskan delapan lem lalat. Delapan lem itu akan dipasang di beberapa titik di rumahnya. Awalnya, harga satu lem Rp1000, tapi sekarang naik menjadi Rp2000.
"Kesal tiap hari beli lem terus. Daripada beli lem, mending uang saya buat jajan anak saya,"kata Tatang saat ditemui Tribunbanyumas.com di rumahnya.
Kepada Tribunjateng.com, Tatang menunjukkan sekerumunan lalat yang bersarang di rumahnya. Lalat itu berkumpul di beberapa titik. Apabila ada orang yang mengusik lalat tersebut, maka akan terlihat jelas ribuan lalat itu berterbangan.
Tatang menambahkan usaha peternakan ayam petelur itu milik Widodo yang sekarang tinggal di Purwokerto. Sedangkan penghuni rumah yang digunakan usaha peternak ayam itu ditempati oleh ibunya Widodo.
Jarak rumah Tatang dengan tempat kandang yang berisi ribuan ayam itu hanya terpisah satu tembok. Makanya selain serbuan lalat, Tatang juga merasakan bau limbah kotoran ayam.
"Awal April kemarin sangat parah. Makanan di rumah kalau tidak ditutupi langsung dikerubung lalat," tambahnya.
Tidak hanya rumah Tatang, semua tetangga yang bersebelahan dengannya juga diserbu lalat.
Amirudin (69) tetangga sebelah rumah Tatang, mengaku sudah tidak betah lagi dengan kerumunan lalat di sekitar rumahnya.
Pasalnya keberadaan lalat itu tidak hanya sehari, tetapi berbulan-bulan.
Kesal dengan adanya ribuan lalat yang mengerubungi rumah warga, warga RW 10 meminta pemilik peternak ayamnya menutup usahanya.
Karena usahanya telah menganggu kenyamanan warga.
Menurut Amirudin warga RW 10 telah musyawarah dengan pemilik kandang peternakan ayam itu di Kantor Kepala Desa Cimanggu pada 17 Desember 2018. Hasil pertemuan itu pun dibuat berita acara.
Berita acara itu berisi kesepakatan peternakan ayamm itu ditutup dengan batas waktu tiga sampai lima bulan sejak (17/12/2020) sampai (17/5/2020).
"Namun sampai sekarang belum ditutup. Kurang sabar apa kami," ucap Amirudin dengan nada kesal.
Laporan Reporter Tribun Jateng, Muhammad Yunan Setiawan.
• SV UNS Kampus Madiun Siap Menerima Mahasiswa Baru Tahun Ini
• Cucu Nyonya Meneer Gugat Produsen Minyak Telon Rp 653 Miliar, Alasannya Penggunaan Foto di Kemasan
• Viviane Laporkan Mantan Suami Okan Kornelius ke Polisi Atas Dugaan Kekerasan Terhadap Anaknya
• Jambret Incar Tas Belanjaan Emak-emak di Pedurungan Semarang Depan Rumah Pak RT