Berita Banyumas
Memoar Lengger Narsih Banyumas: 53 Tahun Menari, Merawat Ritus Baritan yang Nyaris Punah
Nama Narsih menjelma sebagai pengingat dibalik setiap gerak lenggokan tari lengger, ada jejak pengabdian,
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Nama Narsih menjelma sebagai pengingat dibalik setiap gerak lenggokan tari lengger, ada jejak pengabdian, ketekunan, dan laku hidup yang tak lekang oleh waktu.
Kisah perjalanan hidupnya sebagai penari tradisi tertuang dalam pementasan Memoar Lengger Narsih: Ritus Baritan di Hetero Space Banyumas, Selasa (30/9/2025) malam.
Tak sekadar menyuguhkan keindahan tari, pementasan ini menjadi wahana reflektif yang menyatukan seni, ritual, dan sejarah.
Baca juga: 10 Fakta Baru Eks Dosen UIN Malang Vs Tetangga: Saling Lapor hingga Bantahan Yai Mim Cabul ke Sahara
• Harga BBM Hari Ini, Bahan Bakar Minyak Naik di SPBU Seluruh Indonesia
• Dugaan Keracunan MBG di SDN Sudagaran Banyumas Capai 94 Siswa, Sampel Makanan Dikirim ke Semarang

Penonton diajak menyusuri kisah suka duka Narsih penari yang telah mendedikasikan 53 tahun hidupnya untuk lengger dan calung, dua unsur penting dalam warisan budaya tak benda Indonesia.
Pejabat Pembuat Komitmen Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, Edy Budiyanto menyebut Narsih sebagai tokoh penting dalam pelestarian seni tradisi di Banyumas.
"Jejak pengabdian Narsih di seni tradisi lengger selama 53 tahun sangat luar biasa.
Sekarang, Ibu Narsih berusia 60 tahun.
Selama itu pula ia terus menjaga nyala seni tradisi di tengah perubahan zaman," kata Edy dalam sambutannya.
Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X memberikan dukungan terhadap pementasan tersebut melalui program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) 2025.
Lebih dari sekadar pertunjukan tari, Memoar Lengger Narsih: Ritus Baritan menjadi dokumentasi penting tentang ritus baritan sebuah upacara sakral tolak bala yang kini terancam punah.
Sutradara pementasan, Aziz, menjelaskan pertunjukan ini disusun dalam empat babak yang menggambarkan fase hidup dan spiritualitas seorang lengger.
Babak pertama berjudul Klenengan, menggambarkan masa remaja Narsih yang menjalani laku mbarang dan midhang berkeliling dari kampung ke kampung untuk menari.
Narsih muda diperankan oleh penari muda Banyumas, Yanika Lintang.
Memasuki babak kedua, Lenggeran, Narsih tampil sebagai tokoh utama.
Ia menyibak penonton dari depan panggung dan berhadapan dengan bayangan masa lalunya.
Langkah Tegas Bupati Banyumas soal MBG, Koordinator SPPG Harus Punya Medsos: Publikasi Semua |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Nama Sekda Banyumas Dicatut Lagi! Penipu Incar Panitia Masjid, Modus Bantuan Rp25 Juta |
![]() |
---|
Bupati Sadewo Geram! Koordinator MGB Banyumas Sebut SPPG Justru Berebut Kuota Manfaat |
![]() |
---|
Banyumas Raih Dana Internasional Rp 2,4 Miliar dari UNCDF, Bupati Sadewo: Jurus Ndeso Dipuji Dunia |
![]() |
---|
Dekan FK Unsoed Kritik Keras Rencana RSPPU, Sebut Timbulkan Konflik Kepentingan Pendidikan Dokter |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.