Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mutiara Ramadhan 2020

Mutiara Ramadhan: Ampunan Allah Seluas Langit dan Bumi

NABI Muhammad SAW bersabda “Setiap anak Adam bersalah, dan sebaik baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat” HR Tirmidzi.

tribunjateng/dok
Berikut ini pertanyaan pembaca terkait Ramadan, dijawab oleh KH Mandzhur Labib, Ketua PW RMI NU Jateng, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah Kendal. 

Oleh Mandzhur Labib

Wakil Ketua PWNU Jateng

NABI Muhammad SAW bersabda “Setiap anak Adam bersalah, dan sebaik baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertaubat” HR Tirmidzi.

Dari hadits Riwayat al-Tirmidzi di atas sangat jelas bahwa hampir semua manusia memiliki kesalahan. Yang membedakan adalah besar kecil kesalahan yang dilakukan dan seberapa sering dia melakukan kesalahan itu.

Manusia yang ma’shum atau terjaga dari perbuatan dosa adalah para Rasul dan Nabi, termasuk baginda Nabi Muhammad SAW sebagaimana dijelaskan dalam Alquran dan hadits. Beliau insan kamil yang dijaga oleh Allah sebelum dan sesudah diciptakan.

Dalam kisah para rasul dan nabi ada beberapa rasul atau nabi yang menurut kebanyakan orang difahami sebagai sebuah kesalahan. Seperti kisah nabi Adam AS memakan buah khuldi yang dilarang sehingga diturunkan ke bumi.

Nabi Yunus yang putus asa menceburkan diri ke laut hingga ditelan ikan. Kita tidak boleh mengatakan itu sebuah kesalahan karena itu sudah digariskan oleh Allah SWT dengan tujuan Tasyri’ (pembelajaran syariat Agama).

Apapun bentuk kesalahan yang kita lakukan dan sebesar apapun kesalahanya kita harus bertaubat dengan taubat yang murni karena mencari ridha Allah SWT (taubat al-nasuha) sebagaimana perintah Allah dalam Alquran.

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,..” QS At Tahrim 28:4.

Untuk itu kita tidak boleh berkecil hati, selagi kita masih beriman kepada Allah dan RasulNya, sebesar apapun dosa yang kita lakukan kalau kita mau bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya maka Allah akan mengampuni semua dosa kita. Nabi bersabda "Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa sama sekali" HR. Ibnu Majah.

Banyak sekali kisah para pendosa kelas berat yang kemudian bertaubat dan diterima taubatnya oleh Allah SWT. Diantaranya ada kisah orang yang telah membunuh seratus orang, kisah seorang pelacur, kisah penguasa yang dzalim kemudian mereka menyesal dan bertaubat yang akhirnya semua dosanya diampuni dan taubatnya diterima oleh Allah SWT. Kisah tersebut tidak kami tulis disini karena terlalu panjang.

Tentu tidak semua taubat diterima oleh Allah SWT karena taubat itu sifatnya permohonan jadi diterima atau tidaknya merupakan hak prerogatif Allah SWT. Disini akan kami sampaikan delapan hal penting yang perlu diperhatikan agar taubat diterima oleh Allah SWT. Hal tersebut merupakan ciri dari Taubat al-Nasuha atau taubat yang murni karena Allah SWT.

1) Menyesal atas dosa yang telah dilakukan. Dengan penyesalan ini orang akan jera untuk mengulangi perbuatan dosa dan mendorong untuk memperbaiki diri dengan melakukan perbuatan baik.

2) Menjalankan semua perintah kewajiban. Semua kewajiban mulai shalat, puasa, zakat dan yang lain mulai dijalankan sebagai bentuk keseriusan untuk memperbaiki diri.

3) Mengembalikan hasil kejahatan. Semua harta benda dari hasil kejahatan harus dikembalikan kepada pemiliknya karena itu adalah Haq Adamy yang dosanya tidak bisa diampuni oleh Allah sebelum pemilik benda tersebut menerima kembali haknya atau mengihlaskanya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved