Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Bukan Kami Sombong: Ucap Emak-emak Jombang Kembalikan BLT, Bikin Kades Bangga

Perwakilan emak-emak kembalikan dana bantuan langsung tunai atau disebut BLT Kemensos RI, karena merasa sudah mampu.

Kompas.com
Tiga warga Desa Tanjung Wadung, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menyerahkan surat panggilan pencarian bansos tunai dari Kemensos RI dan pernyataan menolak menerima kepada Kepala Desa Tanjung Wadung, Minggu (17/5/2020).(KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ) 

Pada pencairan BLT Kemensos tahap pertama ini, ketiganya mengambil BLT yang disalurkan dan kemudian menyerahkan kepada perangkat Desa Tanjung Wadung.

Selain itu, mereka juga menyerahkan surat bermaterai yang berisi pernyataan permintaan maaf karena menolak BLT dan menyatakan ada warga lainnya yang lebih membutuhkan.

Ketiga warga itu berharap, pemerintah desa bisa memfasilitasi pencabutan nama mereka dari daftar penerima BLT Kemensos RI.

Kades Bangga

Kepala Desa Tanjung Wadung, Supono, mengaku bangga dengan sikap ketiga orang warganya yang mengembalikan BLT karena merasa kondisinya sudah berkecukupan.

"Terus terang, sikap seperti ini yang membuat kami bangga."

"Warga yang sudah merasa mampu, dengan inisiatif sendiri mengembalikan BLT."

"Ini sikap yang patut dicontoh," kata Supono saat dikonfirmasi di Kantor Desa Tanjung Wadung.

Dia berharap, data penerima BLT dari Kemensos RI yang diberikan kepada warga yang terdampak Covid-19, bisa segera diperbaiki oleh Pemkab Jombang maupun Kementerian Sosial.

Kasi Pemerintahan Desa Tanjung Wadung Dwi Sumarsono mengungkapkan, terdapat beberapa masalah pada daftar penerima BLT yang mereka terima dari Kemensos RI.

Masalah pertama, sebut dia, data penerima tidak sinkron dengan hasil pendataan dan verifikasi di tingkat desa.

Lalu masalah berikutnya, lanjut Sumarsono, daftar penerima BLT di desanya bermasalah karena ada warga yang sudah meninggal dunia 4 tahun lalu, masuk dalam daftar penerima BLT dari Kemensos.

"Desa kami mendapatkan kuota BLT dari Kemensos sebanyak 99 kepala keluarga (KK)."

"Namun ada 9 nama yang bermasalah, ada yang sudah meninggal, pindah desa dan 1 nama lagi orangnya tidak ada di desa ini," kata Sumarsono.

Dia merinci, dari 99 KK penerima BLT dari Kemensos RI, 4 nama sudah meninggal dunia pada rentang waktu 3-4 tahun lalu.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved