Berita Sragen
Ini Tanggapan Bupati Sragen Mengenai Kampanye The New Normal Jokowi Juni Mendatang
Pemkab Sragen belum tentukan langkah adanya rencana Pemerintah Pusat menerapkan the new normal pada Juni mendatang.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Pemkab Sragen belum tentukan langkah adanya rencana Pemerintah Pusat menerapkan the new normal pada Juni mendatang.
Meskipun ada kelonggaran-kelonggaran Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meminga masyarakat Sragen tetap berwaspada terhadap wabah Virus Corona.
"Saya minta tetap berwaspada jangan pernah sekalipun lengah.
Kalau kita lengah padahal kita sendiri ini belum mencapai masa puncak pandemi ini di Indonesia".
"Kita khawatir puncaknya akan semakin lama dan juga berarti wabah Covid-19 dan bertambah panjang lagi untuk masalah Virus Corona," kata Yuni, Senin (18/5/2020).
Yuni meminta agar masyarakat tetap patuh terhadap empat hal, jaga jarak, memakai masker ketika keluar rumah, sering cuci tangan pakai sabun, serta tidak berkerumun dalam setiap sendi kehidupan.
"Misalnya nanti bulan Juli anak-anak sudah harus pergi ke sekolah tentu berarti kita harus memutar otak bagaimana sistemnya nanti," lanjut dia.
Belum ada vaksin Virus Corona untuk anak-anak dan seluruh kalangan masyarakat membuat Pemda tetap harus menyiapkan manajemen sesuai dengan protap Covid-19.
Yuni menyampaikan pihaknya belum merumuskan management tersebut jika memang benar sekolah akan mulai berlangsung Juli mendatang.
"Saya belum bisa memberikan gambaran mengingat tahun ajaran baru masih (15/7/2020) akan dibicarakan dengan Dinas Pendidikan dulu," kata Yuni.
Pihaknya akan segera bertindak apabila keputusan pemerintah pusat sudah jelas.
Dirinya menyampaikan banyak hal yang harus disiapkan seperti sterilisasi kelas, hingga pembatas jumlah siswa di kelas.
"Yang jelas nggak mungkin lagi diisi 30 orang per kelas, satu bangku satu siswa. Bisa juga dirumuskan kloter pertama, kloter kedua.
Harus ada formulasi yang pas karena kapasitas terbatas," katanya.
Selain itu juga mulai dibukanya pasar, Yuni menyampaikan yang terpenting memang kebiasaan masyarakat yang harus dirubah dimana tetap menjalankan protap.
"Tapi mestinya Rumah Sakit pun dengan ini berarti harus siap, harus siap menerima gelombang-gelombang kedatangan lagi," tambah Yuni.
Terkait kebijakan ASN yang menerapkan kerja di rumah Yuni menyampaikan belum bisa menentukan sikap.
"Selama belum ada instruksi khusus dari pak Menpan-RB ataupun pak Mendagri ya sekarang masih tetap dalam komposisi ini 70% di rumah 30% bekerja," katanya. (uti)
