Puasa Syawal
Bolehkah Puasa Syawal Enam Hari Tidak Berurutan? Ini Penjelasan Ulama
Bulan Ramadhan 1441 H sudah berakhir. Umat muslim di seluruh dunia pun telah merayakan hari kemenangan Hari Raya Idulfitri.
Berdasarkan pendapat lain, yakni Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu mengatakan, puasa enam hari di bulan Syawal boleh dikerjakan secara terpisah-pisah atau tidak berurutan.
Tapi lebih afdal berurutan dan langsung setelah hari raya (dikerjakan tanggal 2-7 Syawal).
Jadi, tidak ada madzhab yang tidak memperbolehkan puasa ini di hari lain selain tanggal 2-7, yang penting masih berada di bulan Syawal.
Namun, hendaknya tidak berpuasa khusus di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu karena adanya larangan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah.
Para ulama menjelaskan bahwa larangan itu menegaskan makruhnya puasa di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu.
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim juga memberikan keterangan bahwa yang paling baik untuk melakukan puasa Syawal adalah dilakukan secara berturut-turut.
Namun jika pun tidak, maka hal itu tidak mengurangi keutamaan puasa Syawal.
Berikut adalah bacaan niat, tata cara dan ketentuan dalam melaksanakan Puasa Syawal
Puasa Syawal sangat dianjurkan, karena hukumnya sunah muakkadah.
Tak seperti puasa Ramadhan, puasa di bulan Syawal cukup dilaksanakan enam hari.
Berikut ini niat untuk puasa sunnah di bulan Syawal:
Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Tata Cara Melakukan Puasa Syawal
Tata cara Puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum, di antaranya:
1. Niat