Saat Tren Bus Double Glass, Tentrem Produksi Bus Tanpa Bando Alias Single Glass

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Tren bus yang ada di Indonesia saat ini yaitu menggunakan model kaca ganda (kaca bando) atau double glass pada bagian depan.

Namun, karoseri asal Malang, Tentrem baru-baru ini merilis bus dengan kaca tunggal ( tanpa bando) atau single glass.

Gambar bus tersebut diunggah ke Instagram melalui akun @hudan_fachrudi.

• Zaskia Sungkar Beberkan Fakta Kehamilannya, Istri Irwansyah Bantah Rumor yang Beredar

• Mudah-mudahan Meninggal Sama Bayinya Saat Melahirkan, Alasan Nikita Mirzani Benci Barbie Kumalasari

• [CEK FAKTA] Viral Oknum Ibu Guru di Temanggung Mesum dengan Pemulung? Ini Pernyataan Polisi

• Hasil Rapid Test, Hendi : Bapaknya Pedagang di Pasar Kobong, Istri, Anak dan Tetangga Ikut Positif

Bus ini terlihat menarik karena menyimpang dari tren yang ada yaitu tidak menggunakan model double glass dengan bando di tengah.

Dimas Raditya, Sales Staff dari Karoseri Tentrem, mengatakan, kalau bus tersebut merupakan model lain dari Avante H7, namun tidak menggunakan model double glass seperti biasanya.

“Bus tersebut merupakan sub model saja dari Avante H7 yang sudah ada.

Costumer meminta agar menggunakan model single glass,” kata Dimas kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Untuk spesifikasinya, Dimas menjelaskan, pada bagian bodi, sama dengan Avante H7 biasa.

Namun ada perubahan pada bagian muka yang menggunakan model Avante H9 yang lebih besar.

Lalu kaca dan pilar A mengikuti model Scorpion X dari Tentrem yang single glass.

“Sasis yang digunakan oleh bus ini dari merek Hino model RK8 R260,” ucap Dimas.

Ketika ditanyai apakah saat ini mulai meninggalkan model double glass, Dimas menyatakan, tidak mungkin mulai mengganti dengan model single glass.

Paling memungkinkan yaitu adanya dua pilihan model untuk Avante H7, single atau double glass.

“Harus diakui memang adanya bando mengganggu pemandangan ke luar.

Kita juga sudah berusaha bagaimana agar pilar horizontal itu bisa seminimal mungkin mengganggu pemandangan ke luar,” katanya.

Selain itu, model bus dengan double glass masih diminati oleh banyak Perusahaan Otobus (PO).

Tampilan luarnya yang keren dan gagah sehingga bus single dek terlihat lebih tinggi jika menggunakan model double glass.

Double Glass

Tren bus besar dengan model kaca depan ganda/ double glass sudah banyak beredar di Indonesia sejak tahun 2015.

Bahkan untuk bus sedang/medium bus juga sudah menerapkan tampilan double glass ini.

Tampilan double glass ini memang membuat tampilan bus terlihat lebih tinggi.

Selain itu, pada bus tingkat/double decker memang menggunakan double glass karena terbagi menjadi dua dek, atas dan bawah.

Namun jika digunakan pada bus dengan dek tunggal seperti bus besar dan medium bus, penggunaan double glass bisa mengganggu pemandangan ke depan.

Hal ini dikarenakan adanya pemisah/bando antara kaca bagian atas dan bawah yang lumayan besar.

Bando ini bisa menghalangi pemandangan penumpang ke jalanan di depan.

Tetapi tren bus dengan double glass ini sudah menjalar di Indonesia.

Setiap karoseri mulai membuat produk-produknya dengan model double glass.

Rifandy Adrianto, Staf Marketing karoseri Adi Putro dari Malang, mengatakan, kalau saat ini sudah tidak membuat bodi bus besar dengan kaca tunggal/single glass.

 “Sudah enggak produksi lagi (bus single glass).

Karena sekarang trennya sudah double glass semua.

Memang penggunaan bando di bus single deck lumayan menghalangi pemandangan,” ucap Rifandy kepada Kompas.com.

Rifandy juga mengatakan, walau mengganggu pemandangan dari kabin ke depan, karoseri tetap mengikuti kemauan dari pemesan dan tren.

Bahkan untuk medium bus yang dimensinya lebih kecil, sudah ada yang model double glass.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tentrem Produksi Bus Tanpa Bando Alias Single Glass", 

• Hasil Rapid Test, Sopir Pribadi Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo Dinyatakan Reaktif Corona

• Hasil 100 Sampel Swab Test Corona di Paragon Mall Semarang Negatif

• Pemuda Kebumen Kecanduan Game Online Free Fire dan Mobile Legend Nekat Curi Gabah Warga