Berita Kendal
Komunitas Delima (85 Rehab Rumah Tidak Layak Huni di Kendal, Bikin Pemilik Sujud Syukur
Salim (70) warga Dusun Duren RT 2 RW 5 Desa Winong Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal mengaku bersyukur lantaran rumahnya kini kembali berdiri kokoh.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Salim (70) warga Dusun Duren RT 2 RW 5 Desa Winong Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal mengaku bersyukur lantaran rumahnya kini kembali berdiri kokoh.
Rumah Salim yang ditempati bersama istri, anak dan cucunya berhasil direhab oleh Komunitas Delima (85) yang terdiri dari para alumni SMA Negeri 1 Kendal (Smanik) angkatan tahun 1985.
Rumah Salim yang sebelumnya berdinding bambu menjadi program komunitas tersebut untuk merehabnya pada Ramadhan 1441H.
• [CEK FAKTA] Viral Foto Tanah Longsor Tol Ungaran di Grup Whatsapp, Jasa Marga Klarifikasi itu Hoaks
• Viral Warung Makan Jual Ikan Gurame 3 Porsi Rp 1,3 Juta
• BREAKING NEWS: Tanah Longsor Tutup Tol Ungaran Arah Semarang, Kendaraan Keluar di Exit Toll Ungaran
• Ini Isi DM Luna Maya Kepada Syahrini Saat Tahu Reino Barack Susul Inces di London
Hal tersebut bertujuan agar setiap rumah tidak layak huni di Kabupaten Kendal satu persatu kembali menjadi nyaman untuk ditinggali.
"Alhamdulillah masih ada yang mempunyai niatan baik untuk membantu kami yang kurang mampu."
"Semoga apa yang telah diberikan, dibantu kepada keluarga kami bisa menjadi ladang pahala semuanya," terang Salim usai penyerahan rumah pasca direhab, Minggu (31/5/2020).
Sebelum direhab, rumah yang berdiri puluhan tahun tersebut masih berdinding bambu dengan sebagian sisi hampir roboh.
Setiap malam, angin dengan bebas masuk hingga ke sudut-sudut rumah terutama saat terjadi hujan angin.
Atas usulan warga setempat yang diteruskan kepada pemerintah desa, rumah Salim mendapatkan bantuan perbaikan yang digalang Komunitas Delima (85).
Melalui penggalangan dana, komunitas yang eksis kembali tahun 2015 lalu berhasil mengumpulkan Rp 12 juta.
Dengan dana seadanya, rumah Salim mulai diperbaiki sejak awal Ramadhan lalu secara bertahap.
Ketua Komunitas Delima (85), Desi Ariyanto mengatakan, mengatakan perbaikan rumah difokuskan pada dinding dan lantai.
Serta perbaikan bagian tertentu yang dirasa membahayakan bagi penghuninya.
Katanya, rumah yang semula berdinding bambu diganti dengan dinding bata ringan agar menjadi lebih kokoh.
Lantai rumah yang semula tanah kini sudah diplester dengan semen agar tampak lebih bersih dan tidak berdebu.