Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Tenaga Kesehatan Dapat Teror Ancaman, Ini yang Dilakukan Bupati Sragen Yuni

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati sampaikan telah memberikan perlindungan terhadap tenaga kesehatan (nakes) yang mendapatkan teror.

TRIBUN JATENG/MAHFIRA PUTRI
Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati  

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati sampaikan telah memberikan perlindungan terhadap tenaga kesehatan (nakes) yang mendapatkan teror.

Yuni menyampaikan pihaknya telah memberi pengertian agar nakes tersebut tetap tenang dan tidak perlu takut karena pihaknya telah membackup masalah tersebut.

"Kita sudah dampingi kemarin untuk lapor ke kepolisian agar ditidaklanjuti dan untuk warga masyarakat saya sampaikan bahwa semua yang petugas nakes dan pemerintah lakukan itu adalah bagian dari upaya pencegahan penyebaran Virus Corona," ujar Yuni, Senin (1/6/2020).

Yuni menegaskan agar masyarakat tidak ada yang merasa terintimidasi dan merasa terpojokkan.

"Kami tidak ada niat memojokkan atau mendiskriminasi. Kita semua warga Sragen, kita semua ini ingin berbuat yang terbaik untuk Sragen sudahlah enggak usah seperti itu," lanjut Yuni.

Meskipun sempat diteror, Yuni menyampaikan tenaga kesehatan sudah siap melayani masyarakat dan tidak ada lagi rasa ketakutan.

Terkait perlu tidaknya komunikasi dengan pimpinan Temboro Yuni tidak tergesa-gesa melakukan hal tersebut, pihaknya menginginkan pihak kepolisian untuk menyelidiki.

"Biar kepolisian yang menyelidiki dulu, sejauh mana. Ini hanya mengatasnamakan koordinator santri Temboro, jangan-jangan ini orang-orang iseng atau yang lain, sehingga kita laporkan kepada kepolisian untuk menindaklanjuti," katanya.

Pasca ancaman Jumat (29/5/2020) malam lalu Yuni menyampaikan tidak ada ancaman lagi. Dia mengatakan insiden tersebut juga kali pertama di Sragen.

Yuni juga menyampaikan kepada masyarakat yang hari ini mengikuti rapid test agar mengikuti seluruh protap yang diberlakukan.

"Semua masyarakat yang mengikuti rapid test apabila mendapatkan hasil yang reaktif tentu kita akan melanjutkan dengan swab jika positif juga harus mau untuk mengikuti protap yang sudah kita lakukan harus kita karantina," lanjut Yuni.

Selain meresahkan masyarakat jika pasien positif Covid-19 ingin pulang, pihaknya juga tidak mudah untuk melakukan pengawasan.

"Kalau kita karantina di satu tempat kita lebih mudah. Kalau sudah positif harus ikut peraturan pemerintah".

"Apa yang dianjurkan ini semata-mata membuat Sragen lebih kondusif, covid-19 bisa kita kendalikan dan sebagai warga Sragen harus patuh," tandasnya. (uti)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved