Berita Kendal
Di Tengah Pandemi Virus Corona, Petani Bawang Merah di Kendal Raup Untung 2 Kali Lipat
Dampak lonjakan harga bawang merah mencapai Rp 50-60 ribu perkilogram sejak beberapa bulan terakhir menjadi keuntungan mendadak bagi para petani bawan
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
Petani lain, Jumali mendapatkan keuntungan yang tak jauh berbeda.
Mempunyai lahan setengah hektare atau setara dengan 3 iring, ia mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp 60 juta.
Kata Jumali, rata-rata hasil panen bawang merah di Kendal berkualitas bagus, terlebih saat nilai jual produk tinggi.
Menurutnya, harga bawang merah yang melambung tinggi dikarenakan pada saat ini daerah lain jarang yang berhasil memanen bawang merah dengan bagus.
Pihak petani pun diuntungkan karena para tengkulak dari berbagai daerah seperti Brebes datang langsung kepada petani untuk membelinya.
Hasil panen yang sudah terkumpul dibayar di tempat lunas untuk diangkut ke tempat tujuan.
Hal tersebut memudahkan para petani tidak perlu repot-repot menjualnya dan segera kembali mengolah lahan pertaniannya.
"Pada kondisi pandemi covid-19 sekarang ini, petani bawang merah tidak terpengaruh, karena harga bawang merah sangat bagus.
Bahkan termasuk paling tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Alhamdulillah rasanya senang meski lelah terbayar tuntas," ujarnya.
Sementara itu, harga bawang merah di pasaran Kabupaten Kendal, Rabu (3/6/2020) mencapai Rp 60 ribu perkilogramnya.
Harga tersebut naik Rp 10-15 ribu perkilogramnya dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas Perdagangan Kendal, Subaedi, mengatakan pasca ramadan harga bawang merah lah yang tak kunjung turun.
Sementara harga bahan pokok lain cenderung stagnan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
Katanya, tingginya harga bawang merah diperkirakan lantaran stok barang yang sedikit.