Virus Corona Jateng
Tika Deg-degan Ikuti Tes Swab, Sempat Batuk Setelah Alat Tes Masuk ke Hidung
Di tengah pandemi virus Corona tidak semua orang bisa mengikuti tes swab atau rapid test sebagai deteksi diri apakah mengindap penyakit tersebut.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di tengah pandemi virus Corona tidak semua orang bisa mengikuti tes swab atau rapid test sebagai deteksi diri apakah mengindap penyakit tersebut.
Terutama tes swab yang diketahui memiliki akurasi sebesar 90 persen.
Ketika diminta tempat kerja untuk mengikuti tes swab, Tika mengaku sedikit gugup dan deg-degan.
• Satpam Cantik Asal Patihan Sragen Hilang, Sepatu Korban ditemukan di Pinggir Sungai Bengawan Solo
• 2 Gadis Remaja Kakak Beradik Dihamili Ayah Tiri, Terbongkar saat Kumpul Keluarga, Ini Pengakuannya
• UPDATE: Pemakaman Kompol Widodo Ponco Susanto Dipimpin Kapolres Purbalingga AKBP Muchammad Syafii
• Api Muncul dari Dalam Pos Polisi di Jalan Jenderal Sudirman Semarang
Alasannya tentu takut dengan hasil tes bilamana hasilnya positif, padahal dia selama ini merasa sehat.
Di sisi lain dia juga sangat antusias mengikuti tes swab. Menurutnya, sementara ini tes swab menjadi suatu kemewahan lantaran tidak semua orang bisa mengikuti tes tersebut.
"Saya ikut tes swab di tenda karantina rumah dinas walikota Semarang hari ini hasilnya nanti akan dikabari via Whatsapp," ujarnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (3/6/2020).
Tika pun menceritakan proses awal hingga akhir ngikuti tes swab.
Mulanya dia diminta untuk sterilisasi diri dengan cuci tangan.
Lalu petugas memintanya mengisi sebanyak tiga bendel formulir terkait identitas diri, riwayat kesehatan, kontak fisik ke siapa saja dan lainnya.
Masing-masing bendel terdapat dua lembar kertas yang harus diisi.
Dokumen ada dua bagian, pertama yang harus diisi pasien dan data yang diisi petugas.
Di dokumen sudah ada tanda centang artinya harus diisi pasien.
"Setelah mengisi dokumen itu saya diminta ke tahapan berikutnya dengan menemui petugas lainnya," jelasnya.
Tika menjelaskan, ketika masuk ke tahap berikutnya dia diminta untuk cuci tangan kembali dan menerapkan jaga jarak.
Petugas berpakaian APD kemudian meminta dokumen tersebut untuk dilengkapi.
"Pada tahapan kedua itu saya dikasih nomor antrian. Petugas lantas mengarahkan saya masuk ke tenda," katanya.
Tika mengatakan, di dalam tenda terdapat deretan kursi yang menerapkan social distancing antara kursi satu dengan kursi lain berjarak sekira 1 meter.
"Saya tidak lama mengantri hanya sekira 10 menit menunggu. Petugas memakai APD lengkap memanggil nama saya untuk masuk ke ruang tes," ujarnya.
Tika menambahkan, di dalam ruangan tes terdapat berbagai ruangan.
Di ruangan itu, terdapat tiga petugas mengenakan baju APD lengkap memintanya duduk di kursi.
Tika lantas di minta petugas untuk mendongakan kepala.
Alat swab berbentuk cotton bud dengan tangkai panjang masuk
ke dalam lubang hidung pasien hingga mencapai bagian belakang hidung.
"Setelah sampel di hidung saya diambil ada rasa gatal di ujung hidung yang membuat saya ingin batuk sehingga saya izin kepada petugas untuk batuk," jelasnya.
Setelah di hidung, petugas mengambil swab tes lewat tenggorokan.
Tika diminta petugas membuka mulut lebar-lebar. Petugas akan memasukkan alat swab ke mulut pasien hingga mencapai bagian belakang tenggorokan.
"Petugas juga meminta saya sedikit berteriak huruf A," terangnya.
Dia menyebut hanya proses itulah yang dia alami selama mengikuti tes swab.
Dari awal hingga selesai waktu tidak lebih dari satu jam.
"Mungkin setiap orang akan berbeda tergantung antrian," bebernya. (iwn)
• Pemkab Kebumen Beri Peluang Pembukaan Objek Wisata dengan Protokol Khusus
• UPDATE Virus Corona di Kabupaten Tegal, Pasien Positif Covid-19 Bertambah Menjadi 5 Orang
• Bupati Pati Haryanto Dukung Keputusan Kemenag Batalkan Pemberangkatan Haji 2020
• Warga Banyumas Tak Pakai Masker Keluar Rumah Siap-siap Ditindak Polisi, Ini Hukumannya