Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Begini Situasi Jumatan Pertama di Pemprov Jateng di Tengah Pandemi, Ganjar: Ini Percontohan

Saat memasuki ruangan, jemaah juga diminta tetap menjaga norma physical distancing atau menjaga jarak

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: muslimah

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar salat Jumat pertama setelah sekitar dua bulan, Jumat (5/6/2020).

Namun, salat yang dilakukan sepekan sekali ini tidak dilaksanakan di Masjid At Taqwa di lingkungan Kantor Gubernur Jateng seperti biasanya, namun dilakukan di Gedung Gradhika Bhakti Praja kompleks Kantor Gubernur Jalan Pahlawan Kota Semarang.

"Ini salat Jumat pertama sejak pandemi. Memang umat sudah rindu untuk bisa melaksanakan salat Jumat seperti ini," ucap Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, seusai kegiatan, Jumat (5/6/2020).

Promo Superindo Akhir Pekan 5-7 Juni 2020, Belanja Hemat Diskon Buah-buahan Minyak hingga Kopi

Seolah Tak Pernah Takut Siapapun, Nyali Nikita Mirzani Pernah Ciut Setelah Dilaporkan Sosok Ini

Dalam 2 Hari 15 Orang Positif Corona di Solo Raya, Wonogiri Jebol, Sukoharjo 3 Besar Jateng

Masjid Agung Solo Baru Akan Mulai Gelar Salat Jumat Pada Pekan Depan

Meskipun demikian, pelaksanaannya menggunakan protokol kesehatan yang ketat untuk pencegahan penyebaran virus corona Covid-19.

Sejak masuk ke lokasi seluruh jemaah dicek suhu tubuhnya menggunanan thermogun.

Mereka diwajibkan cuci tangan menggunakan hand sanitizer dan memakai masker sebelum masuk ruangan.

Saat memasuki ruangan, jemaah juga diminta tetap menjaga norma physical distancing atau menjaga jarak.

Beberapa dari jemaah membawa sajadah sendiri.

Di dalam ruangan, baris para jemaah yang kebanyakan pegawai Pemprov Jateng itu juga dibatasi jarak dengan penanda menggunakan perekat.

"Ini percontohan. Kami laksanakan untuk latihan. Tidak hanya diatur saat pelaksanaannya saja, tetapi juga saat memasuki ruangan," terangnya.

Lantaran bisa dikatakan latihan serta kapasitas ruangan terbatas, jumlah jemaah juga dibatasi hanya 100 orang.

Khotbah yang dibacakan juga sangat pendek, yakni hanya sekitar tujuh menit.

Selain itu, imam salat menambahkan bacaan Qunut Nazilah atau doa berlindung dari bencana sebelum sujud rakaat terakhir.

Ganjar menuturkan, semuanya butuh latihan dan harus dilakukan perlahan-lahan.

"Semua harus dipersiapkan dengan matang. Masyarakat butuh contoh agar memahami kondisi ini," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved