Berita Regional
Pilu, Petugas Kebersihan Bawa Ibu Stroke ke Tempat Kerja Bikin Trenyuh, Separuh Gaji untuk Beli Obat
Perjuangan Hidayat (38) merawat ibunya yang stroke dan memiliki keterbatasan berbicara sungguh mengharukan.
Cukup masuk akal jika Hidayat tak punya uang tabungan dan kendaraan untuk memudahkan mobilitasnya bekerja.
Ketika ibunya tak dibawa bekerja, Hidayat menggunakan ontel peninggalan ayahnya atau memilih berjalan kaki.
"Yang penting ibu sembuh dan saya tetap bisa rawat ibu serta penuhi kebutuhan ibu," begitu harapan Hidayat.
"Saya masih punya kaki buat jalan. Ada sepeda juga kalau lagi enggak bawa ibu. Makanya enggak pernah ambil pusing," imbuh dia.
Mengetahui perjuangan Hidayat, bekas rekannya sesama PPSU Kelurahan Gedong merasa terenyuh lalu membantunya.
Ia pun memberikan motor meski bukan baru untuk Hidayat pakai sebagai kendaraan operasional selama bekerja.
Sebelumnya, motor milik rekannya tersebut rusak dan berhasil diservis oleh Hidayat dan kembali berfungsi normal.
"Ini sebenarnya punya anak saya. Dia dulu PPSU di sini dan kenal Hidayat. Dia kasihan lihat Hidayat naik sepeda tua atau jalan kaki terus," kata Monalisa.
"Makanya dia berikan motornya buat Hidayat supaya dia bisa cepat pulang dan rawat ibunya," sambung dia.
Kurang lebih sudah satu setengah bulan terakhir Hidayat memakai motor putranya.
"Kebetulan kan ibunya enggak dibawa kerja karena rentan terkena Covid-19. Setidaknya, motor ini bisa bantu dia lebih cepat sampai ke rumah," ungkap Monalisa.
Hidayat mengaku merasa bersyukur dikasih motor dari rekannya.
"Alhamdulillah dikasih motor sama anaknya Bu Mona. Kalau beli sendiri saya belum bisa, sebab uang (gaji) saya habis buat beli popok ibu, bayar kontrakan, beli obat dan makan sehari-hari," jelasnya.
Sosok Bertanggung Jawab
Di balik sosok mulianya itu, Hidayat memiliki keterbatasan fisik, yakni kesulitan berbicara.