Berita Internasional
Tanya Sendiri ke Dia, Jawab Eks PM Malaysia Mahathir Saat Ditanya Punya Masalah Sama Anwar Ibrahim?
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, bersikukuh bahwa dia tidak punya masalah dengan Anwar Ibrahim.
TRIBUNJATENG.COM, KUALA LUMPUR - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, bersikukuh bahwa dia tidak punya masalah dengan Anwar Ibrahim.
Pernyataan itu dia sampaikan menyusul pengunduran dirinya sebagai PM, menyebabkan kejatuhkan koalisi Pakatan Harapan pada Februari lalu.
Di hadapan awak media, Mahathir sempat ditanyakan bagaimana relasinya dengan Anwar Ibrahim, yang kini berstatus Pemimpin Oposisi.
• Putra Jokowi Gibran Batal Jadi Calon Wali Kota Solo Tunggal, Achmad Purnomo Ditolak PDIP Undur Diri
• Dampak Wabah Corona, Anggota Komunitas Telanjang Naik 100 Persen
• Geng Kriminal Ini Menyamar jadi Dokter dan Kenakan APD, Tak Disangka Inilah yang Mereka Lakukan
• Kisah Perjuangan Kapten Fredy Jadi Anggota TNI AD Hingga Gugur dalam Kecelakaan Helikopter di Kendal
Dilansir Malay Mail Jumat (5/6/2020), mendapat pertanyaan itu, mantan PM Malay berjuluk Dr M tersebut meminta awak media menanyakannya langsung ke Anwar.
"Sejauh yang saya tahu, saya tidak punya masalah dengan Anwar.
Mungkin dia yang punya.
Tanya sendiri ke dia," ujar Dr M dalam konferensi pers.
Pertanyaan itu muncul setelah Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) tersebut absen dalam jumpa pers bersama dengan politisi 94 tahun.
Anwar juga tidak hadir dalam pertemuan dengan Mahathir Mohamad, maupun para petinggi Pakatan Harapan lainnya seperti Partai Aksi Demokratik (DAP).
Dr M yang pernah menjabat pada 1981 sampai 2003 itu menyatakan, dia siap menjadi kandidat PM Malaysia dari jalur oposisi.
Meksi begitu, politisi yang dijuluki sebagai bapak pembangunan Negeri "Jiran" tersebut sama sekali tidak ingin bermaksud menawarkan diri.
Anggota parlemen dari Langkawi itu menekankan, jika dia terpilih, dia akan fokus untuk menjalankan tugasnya kepada publik Malaysia.
Bahkan, Mahathir Mohamad menyatakan dia tidak peduli dengan gajinya sebagai PM, seraya menyindir bahwa para menteri "dibayar kemahalan".
Dia mengklaim setiap bulan dibayar 20.000 ringgit, atau Rp 65,9 juta.
Tapi, dia sama sekali tidak menghabiskan gajinya tersebut.