Ngopi Pagi
FOKUS : Asah Semangat Belajar dari Rumah
Melakoni peran sebagai orangtua bagi anak-anak yang menempuh proses pendidikan jarak jauh selama masa pandemi covid-19
Oleh Moh Anhar
Wartawan Tribun Jateng
Melakoni peran sebagai orangtua bagi anak-anak yang menempuh proses pendidikan jarak jauh selama masa pandemi covid-19 memberikan pengalaman tersendiri.
Proses pendidikan jarak jauh yang dilakukan sejak pertengahan Maret hingga kini, atau hampir genap tiga bulan, dijalani.
Kebetulan dua anak saya baru berada di jenjang TK dan SD. Sepekan terakhir, gurunya mengingatkan tugas-tugas sekolah yang belum diselesaikan diminta untuk dikerjakan dan segera diserahkan. Pasalnya, beberapa hari ke depan akan ada penerimaan rapor anak.
Bisa jadi pengalaman serupa ini juga dirasakan oleh orangtua lainnya.
Bosan? Jelas. Anak bisa bosan dengan rutinitas mengerjakan setumpuk tugas dari guru. Begitu juga orangtua kini harus menyediakan waktu untuk mendampingi proses anak belajar.
Selepas menerima rapor nantinya, sistem pembelajaran jarak jauh ini masih dimungkinkan untuk berlanjut pada tahun ajaran baru di bulan Juli.
Pemerintah tetap memutuskan tahun ajaran baru dengan penghitungan kalender pendidikan yang sama. Hanya saja, kita semua tidak memiliki kepastian kapan pandemi ini akan berakhir.
Meski pemerintah telah mendengungkan persiapan masa kehidupan baru atau new normal, penyebaran wabah masih menjadi ancaman. Sekolah masih dijalankan dengan sistem belajar dari rumah.
Bukan hanya anak yang harus tetap belajar, orangtua pun juga demikian. Ada sejumlah hal baru di luar kebiasaan yang harus bisa dijalankan, yaitu penggunaan beragam kanal komunikasi berteknologi online.
Dari yang sederhana lewat grup WA orangtua, e-mail, vidoe Youtube, hingga Google Classroom, khanacademy.org, dan beberapa kanal video konferensi seperti Zoom dan Google Meet. Jujur saja, beberapa sarana online ini, saya juga baru memakainya ketika ada program pembelajaran jarak jauh ini.
Karenanya kadang masih grotal-gratul saat mengoperasikan fitur aplikasi tertentu.
Masing-masing orang tentu memiliki kendala berbeda saat mengikuti program online ini. Bukan sekadar belum familiar dengan aplikasi berkomunikasi online, bahkan tak sedikit yang kesulitan akses internet.
Seperti diberitakan Tribun Jateng hari ini (10/6), organisasi yang memayungi mata pelajaran pendidikan agama islam berupaya untuk bisa memberikan kemudahan belajar siswa saat pandemi ini.