Berita Regional
Tangisan Bombay Jefri Pembunuh Hakim Jamaluddin, Bacakan Pembelaan: Anak Saya Masih Sangat Kecil
Pembunuh Hakim Jamaluddin, M Jefri Pratama menangis sesenggukan saat mebacakan pembelaan dalam sidang.
TRIBUNJATENG.COM, MEDAN - Pembunuh Hakim Jamaluddin, M Jefri Pratama menangis sesenggukan saat mebacakan pembelaan dalam sidang.
Lelaki itu berubah jadi cengeng.
Diketahui, Pengadilan Negeri Medan menggelar sidang lanjutan kasus pembunuhan hakim Jamaluddin di ruang Cakra Utama Pengadilan Negeri Medan, Rabu (17/6/2020).
• Alfian Siswa SMP Tewas Dililit Ular Piton Raksasa 7 Meter, 2 Teman Berusaha Bantu Lepas Tapi Gagal
• Mutasi Polri, Inilah 5 Kapolres Baru di Jateng, Dirreskrimsus dan Dirreskrimum Baru Polda Jateng
• Update Virus Corona Kota Semarang Terbaru, Pedurungan Tertinggi dan Mijen Terendah
• Kades Pekuncen Banyumas Umumkan Babi Hutan Berjari Kaki Mirip Manusia Sudah Tak Ada di Desanya
Dalam kasus ini ada 3 orang yang menjadi terdakwa, Zuraida Hanum selaku orak pembunuhan sekaligus istri hakim Jamaluddin, dan dua eksekutornya M Jefri Pratama (42) serta M Reza Fahlevi (29).
"Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada Majelis Hakim yang menyidangkan, saya menyesal telah membunuh hakim Jamaluddin yang saya tahu sangat baik dan profesional dalam pekerjaannya," kata Jefri.
Dikatakannya, dirinya merasa bodoh telah mengikuti kemauan Zuraida Hanum yang mengajaknya untuk membunuh hakim Jamaluddin.
"Saya merasa bodoh, karena saya mengikuti kemauan Zuraida Hanum untuk membunuh suaminya," ujarnya.
Setelah itu, tiba-tiba suara Jefri yang tadinya biasa saa berubah menjadi isak tangis saat ia menyatakan ia masih memiliki tanggung jawab dari anaknya yang masih kecil.
"Saya masih memiliki tanggungjawab sebagai ayah, dan anak saya masih sangat kecil."
"Dia masih membutuhkan saya sebagai orang tuanya," jelasnya sambil menangis di hadapan majelis hakim Erintuah Damanik.
Ia meminta majelis hakim untuk mempertimbangkan hal tersebut, sebab dirinya hanya ikut arahan dari Zuraida Hanum.
"Saya hanya mengikuti apa yang dikatakan Hanum."
"Saya diiming-imingi sebuah kantor (pengacara), dan rumah oleh Zuraida Hanum," ujarnya masih dengan suara yang sedikit terisak-isak.
Selain itu ia memasang badan untuk adiknya Reza, dikarenakan Reza hanya mengikuti apa arahan dari abangnya.
"Kemudian Reza sangatlah tidak bersalah yang mulia, dia anak yang baik-baik, selain itu dia juga tulang punggung keluarga," ucapnya.