Virus Corona Jateng
Dinkes Semarang Buka-bukaan Kondisi Terkini Pasien Covid-19 Klaster Pernikahan, Ini Asal Muasalnya
Dinas Kesehatan Kota Semarang menyampaikan kondisi terkini pasien positif Covid-19 dari klaster pernikahan
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
Dinkes Semarang Buka-bukaan Kondisi Terkini Pasien Covid-19 Klaster Pernikahan, Ini Asal Muasalnya
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan Kota Semarang menyampaikan kondisi terkini pasien positif Covid-19 dari klaster pernikahan yang diselenggarakan 11 Juni 2020 lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam menerangkan, ada sepuluh orang yang dinyatakan positif dari klaster pernikahan.
Dua diantaranya telah meninggal dunia yakni adik dan ibu dari pengantin perempuan.
• Anwar Sanjaya Jadi Korban Cewek Matre, Padahal Sudah Mau Nikah, Baru Sadar Setelah Kejadian Ini
• Mengintip Kekayaan John Kei, Rumah dan Mobil Harga Miliaran, Berseteru karena Masalah Tanah
• Promo Superindo Hari Kerja 22-25 Juni 2020, Banyak Diskon dari Buah hingga Camilan, Cek di Sini
• Bocah Sukoharjo Keasyikan Gowes dari Desa ke Kota, Tak Terasa 33 Km dan Tersesat
Delapan orang lainnya sudah dilakukan swab kedua dan ketiga.
Hasilnya, dua masih dinyatakan positif Covid-19, sedangkan sisanya sudah dinyatakan negatif.
"Dua yang masih positif kondisinya sehat. Mereka dirawat di rumah," kata Hakam, Rabu (24/6/2020).
Hakam melanjutkan, mereka yang tertular virus corona di klaster pernikahan mayoritas orang tanpa gejala (OTG).
Secara rinci, dia menjelaskan kronologi penularan.
Hal ini bermula dari salah satu anggota keluarga yakni anak ketiga yang merasakan sakit pada tanggal 2 Juni.
Kemudian, pernikahan digelar pada 11 Juni.
Seusai pernikahan, anak ketiga tersebut dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan positif Covid-19.
Pada 13 Juni, dia meninggal dunia.
Kemudian, orang tuanya masuk ke rumah sakit dan dinyatakan positif.
Pada 14 Juni, ibunya meninggal dunia.
"Setelah itu yang keluarga inti kami lakukan pemeriksaan.
Anak kesatu dinyatakan positif, anak kedua dinyatakan negatif,
anak ketiga itu yang meninggal, anak keempat positif," sebutnya.
Lantas, kata Hakam, Dinas Kesehatan melakukan tracking dan tracing terhadap orang yang mengikuti ijab qobul pernikahan.
Pihaknya menemukan tiga orang dinyatakan positif.
Kemudian, salah satu dari mereka memiliki anak.
Dua anaknya pun dinyatakan positif.
Meski saat ini sebagian dari mereka telah dinyatakan sembuh, namun klaster pernikahan ini menyumbang kenaikan angka kasus Covid-19 di Kota Semarang.
Selain klaster pernikahan, kata Hakam, pada awal Juni lalu, sebanyak 23 tenaga kesehatan (nakes) di Kota Semarang juga terkonfirmasi positif.
Awalnya, 185 pegawai front office puskesmas di Kota Semarang dilakukan tes.
"Untuk nakes, pemeriksaan di awal Juni. Kami melakukan pemeriksaan pegawai front office kami.
Masing-masing puskesmas lima orang. Ada 37 puskesmas," urainya.
Lima hari kemudian, Hakam melanjutkan, pihaknya memeriksa dokter, perawat, dan bidan.
Masing-masing puskesmas ada 10 nakes Sehingga jumlahnya ada 370 nakes yang mengikuti pemeriksaan.
"Kemarin yang dinyatakan positif kira-kira ada 23 orang. Kemudian kami tracking dengan kontak eratnya.
Sehingga jumlahnya berkembang. Selain itu, adanya penambahan kasus juga dari hasil penelusuran pasar-pasar," tambahnya. (eyf)
• Anwar Sanjaya Jadi Korban Cewek Matre, Padahal Sudah Mau Nikah, Baru Sadar Setelah Kejadian Ini
• Mengintip Kekayaan John Kei, Rumah dan Mobil Harga Miliaran, Berseteru karena Masalah Tanah
• 33 Warganya Positif Covid-19, Dusun Ini Kini Dijaga Ketat TNI dan Polri, Berawal Kasus Suami Istri
• Bocah Sukoharjo Keasyikan Gowes dari Desa ke Kota, Tak Terasa 33 Km dan Tersesat