Berita Internasional
Inilah Sosok Anggota TNI Serma Rama Wahyudi yang Gugur dalam Tugas Misi Perdamaian PBB di Kongo
Sersan Mayor Rama Wahyudi adalah satu-satunya prajurit TNI Angkatan Darat di Detasemen Peralatan (Denpal) 1/4 Pekanbaru yang terpilih berangkat
TRIBUNJATENG.COM, PEKANBARU - Sersan Mayor Rama Wahyudi adalah satu-satunya prajurit TNI Angkatan Darat di Detasemen Peralatan (Denpal) 1/4 Pekanbaru yang terpilih berangkat untuk misi perdamaian PBB ke Republik Demokratik Kongo.
Hal itu disampaikan Komandan Denpal 1/4 Pekanbaru Letkol CPL TNI Joto Wirotono Marpaung kepada Kompas.com, Rabu (24/6/2020).
Joto mengatakan, Wahyudi berangkat ke Kongo pada Desember 2019 lalu.
• Ini Alasan Polisi Tak Hadirkan John Kei Saat Rekonstruksi Ulang Serang Nus Kei, Ada Teriakan Mati!
• Mengintip Kekayaan John Kei, Rumah dan Mobil Harga Miliaran, Berseteru karena Masalah Tanah
• Viral Petugas Dishub Dikeroyok Rombongan Pengantar Jenazah
• Inilah Sosok Istri John Kei, Tetangga Ungkap Kebiasaanya Seperti yang Dilakukan Suami
"Dia di BKO (Bawah Kendali Operasi) ke Denzipur (Detasemen Zeni Tempur) 2/PS Payakumbuh," sebut Joto.
Dia menjelaskan, Serma Wahyudi adalah satu-satunya perwakilan TNI AD dari Riau yang terpilih berangkat ke Kongo.
Sebelum diberangkatkan, pihak Denpal melakukan seleksi yang ketat terhadap sejumlah prajurit.
"Sebelum berangkat itu beberapa prajurit diseleksi dulu, dan dia (Wahyudi) terpilih berangkat ke Kongo," sebut Joto.
Sosok prajurit berprestasi
Menurut Joto, Wahyudi terpilih karena berprestasi dan dikenal sebagai sosok yang pekerja keras.
Tak hanya itu, Perwira Karier (PK) 12 angkatan 2005 itu juga ahli di bagian kendaraan tempur.
"Selama ini almarhum bertugas di bagian Bengkel Lapangan Denpal 1/4 Pekanbaru. Dia adalah mekanik handal kami.
Dia ahli di bagian kendaraan tempur seperti tank dan juga senjata," ujar Joto.
"Dia itu juga menguasai beberapa bahasa, seperti bahasa Inggris dan Mandarin," kata Joto.
Selama di Kongo, menurut Joto, Wahyudi dipercaya sebagai Komandan Seksi Angkut (Dansiang).
Serma Rama Wahyudi bekerja mengatur pasukan maupun memperbaiki tank tempur.
Serma Rama Wahyudi gugur saat bertugas menjalankan misi perdamaian PBB di Kongo.
Dia diserang saat berada sekitar 20 kilometer dari Kota Beni, Provinsi Kivu Utara.
Joto mengaku mendapat kabar itu setelah diberitahu oleh komandan satgas di Kongo.
"Saya dapat informasi dari Dansatgasnya via WhatsApp jam 05.00 subuh hari Selasa," kata Joto.
Komandan Korem (Danrem) 031/ Wira Bima Brigjen TNI Syech Ismed mengatakan, kepulangan jenazah menunggu pengurusan dari PBB terlebih dahulu.
Menurut dia, jenazah almarhum akan tiba dalam beberapa hari ke depan.
"Nanti akan dimakamkan di TMP (Taman Makam Pahlawan) Pekanbaru. Dia adalah pahlawan karena gugur dalam bertugas," sebut Ismed.
Cerita Istri
Suasana duka menyelimuti rumah mertua Serma TNI Rama Wahyudi di Jalan Garuda Sakti, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (24/6/2020).
Rama Wahyudi merupakan prajurit TNI Angkatan Darat dari Detasemen Peralatan (Denpal) 1/4 Pekanbaru.
Rama dikabarkan gugur saat menjalankan misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo.
Sejumlah karangan bunga dukacita tampak berderet di pinggir jalan depan rumahnya.
Ucapan belasungkawa mengalir mulai dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Pangdam I/Bukit Barisan, Komandan Korem 031/Wira Bima, Komandan Kodim 0313/Kampar Letkol Inf Aidil Amin dan yang lainnya.
Istri almarhum Wahyudi, Anita (36) terlihat sedang duduk di sofa depan rumah.
Anita sambil mengenakan mukena ditemani beberapa keluarganya.
Air mata berlinang di wajah Anita. Dia teramat sedih dengan kepergian suami tercinta.
Sesekali ia mengusap air matanya dan berusaha untuk tegar menghadapi musibah itu. Ia pun bersedia diwawancarai Kompas.com yang datang ke rumah duka, Rabu siang.
Sempat video call
sebelum penyerangan Anita menceritakan, sebelum mendapat kabar suaminya meninggal, ia sempat berkomunikasi lewat video call.
"Senin malam itu kami video call sebelum pukul 22.00 WIB.
Sebelum tidur, saya sama anak-anak pasti video call dulu.
Biasa tanya kabar dan sebagainya," kata Anita.
Pada saat video call, menurut Anita, suaminya sedang berada di dalam mobil dan sedang menempuh perjalanan.
Suaminya kemudian menutup video call dan berjanji akan disambung lagi setelah sampai di markas.
"Setelah itu enggak ada telpon lagi.
Paginya dapat kabar, orang staf (TNI) datang kasih tahu kejadian itu.
Pas saya tanya kronologi, katanya dihadang pas pulang itu," sebut Anita.
Dia mengatakan, suaminya sudah enam bulan berada di Kongo.
Apabila tidak ada halangan, sebut Anita, sang suami rencananya akan pulang kampung pada September 2020 mendatang.
"Katanya kemarin bulan delapan (Agustus) mau pulang, tapi karena Covid-19 tak bisa.
Jadi bulan sembilan ambil cuti gelombang kedua. Saya bilang bisa pulang ya, dijawabnya iya.
Kalau bisa pulang, pulang lah dulu," tutur Anita.
"Rupanya Allah berkehendak lain ya. Pulangnya lebih cepat," kata Anita sambil menangis.
Anita dan Wahyudi memiliki tiga orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki.
Anak pertama kelas II SD, anak kedua masih TK dan yang terakhir masih berusia 4 tahun.
Rencana membangun rumah Mereka selama ini tinggal di rumah orang tuanya di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung.
Sedangkan rumah mereka masih dalam tahap pembangunan.
"Rumah kami sedang di bangun di kilometer 2 di Jalan Garuda Sakti ini juga.
Rencananya kalau dia udah pulang kita bangun rumah lagi," ucap Anita.
Menurut Anita, suaminya akan berulang tahun di usia yang ke-37 pada Juli 2020 mendatang. Komandan Korem (Danrem) 031/ Wira Bima Brigjen TNI Syech Ismed mengatakan, kepulangan jenazah menunggu pengurusan dari PBB terlebih dahulu.
Menurut dia, dalam beberapa hari ke depan jenazah akan tiba di Pekanbaru. "Nanti akan dimakamkan di TMP (Taman Makam Pahlawan) Pekanbaru.
Dia adalah pahlawan karena gugur dalam bertugas," sebut Ismed.
Sebagaimana diketahui, Serma Rama Wahyudi gugur saat bertugas menjalankan misi perdamaian di Kongo.
Dia diserang saat berada sekitar 20 kilometer dari Kota Beni, Provinsi Kivu Utara.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenang Serma Rama Wahyudi, Ahli Kendaraan Tempur yang Jago Bahasa Asing"
• Ashanty Minta Anang Hermansyah Menceraikannya dan Cari Istri Baru, Ada Apa?
• PA 212 Demo Tolak RUU HIP, Massa Bakar Bendera PKI dan Sebut Kata Cebong
• Teriakan Korban Tak Terdengar Tetangga, Para Pemerkosa Setel Musik Keras-Keras saat Beraksi
• Bocah Sukoharjo Keasyikan Gowes dari Desa ke Kota, Tak Terasa 33 Km dan Tersesat