New Normal 2020
Masa Pendemi Covid19, Produksi Filet Ikan di Kota Tegal Anjlok
Industri filet ikan di kompleks Pelabuhan Jongor, Kota Tegal tengah mengalami penurunan produksi. Meski demikian, hal itu merupakan siklus tahun seusa
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, TEGAL -- Industri filet ikan di kompleks Pelabuhan Jongor, Kota Tegal tengah mengalami penurunan produksi. Meski demikian, hal itu merupakan siklus tahun seusai Lebaran, akibat banyak nelayan yang baru kembali melaut.
Seorang pekerja di gudang filet ikan, Iman (31) mengatakan, produksi filet selalu menurun setiap habis Lebaran. Produksi diperkirakan akan ramai lagi sebulan berikutnya, sekitar akhir Juli 2020.
Menurut dia, saat ini produksi filet di gudang tempatnya bekerja sekitar 100-200 Kg/hari. Sementara pada kondisi normal bisa mencapai 500 Kg/hari.
"Iya benar, produksi menurun, karena kapal-kapal nelayan baru berangkat. Perkiraan Juli akhir dan Agustus sudah banyak. Filet produksi di sini (tempat kerjanya-Red) menggunakan ikan kuniran," katanya, kepada Tribun Jateng, Sabtu (27/6).
Selain karena siklus tahun, Iman menuturkan, produksi pun sempat menurun di tengah pandemi covid-19 pada Maret-April 2020. Hal itupun disesuaikan dengan permintaan pasar.
Ia menjelaskan, produksi filet di tempat kerjanya hanya dikirim ke Bandung, Jawa Barat. Biasanya, dia menambahkan, permintaan ikan filet dari Bandung mencapai 200 Kg/hari. "Saat awal-awal pandemi covid-19, dalam 3 hari baru terkirim 200 Kg," ujarnya.
Dampak penurunan pasokan ikan dari nelayan juga dialami para pekerja pengolah filet. Hal itu seperti dialami Desi (50), warga Kelurahan Muarareja. Menurut dia, berkurangnya produksi ikan filet menjadikan upahnya semakin sedikit.
Ia mengaku mendapat upah harian sesuai dengan hasil memotong ikan. Satu kilogram hasil potongan ikan dibayar Rp 1.200. Saat ini, dalam sehari Desi hanya bisa memotong sekitar 20-25 kilogram, dengan upah sekitar Rp 24 ribu- Rp 30 ribu.
"Kalau kondisi normal, sehari saya bisa memotong ikan sampai 60 Kg, upahnya sekira Rp 72 ribu. Tapi alhamdulillah, gudang jalan terus dan tetap buka. Cuma upah tidak pasti, kadang pulang bawa Rp 25 ribu, kadang juga Rp 30 ribu," jelasnya.
Desi menyatakan, banyaknya ikan bergantung pada kapal nelayan yang pulang berlayar. Jika kapal yang datang banyak, ikannya pun banyak. "Sekarang tidak terlalu banyak, cuma sedikit yang sudah pulang. Jadi belum masuk semua," paparnya. (fba)
• Simak Hasil Seleksi PPDB SMA/SMK Jateng Diumumkan Besok 30 Juni 2020, Ini Cara Cek Pengumumannya
• Update Corona Wonosobo Senin 29 Juni, 83 Positif Covid-19, Jateng 3.821
• Benarkah BBM Jenis Premium dan Pertalite Akan Dihapus?
• Kisah Sindikat Pembobol ATM Lintas Provinsi, Kena Batunya Saat Beraksi atas Korban Mahasiswi Kendal