Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Kisah Penjual Sepeda Dadakan di Semarang Raup Untung, Sehari Rinto Minimal Jual 5 Unit

Tingginya permintaan konsumen akan sepeda berbagai jenis hingga toko-toko sepeda pun kewalahan memenuhinya. Kondisi itu dimanfaatkan oleh sejumlah ora

Tribun Jateng/Permata Putra Sejati
Ilustrasi pusat sepeda 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Tingginya permintaan konsumen akan sepeda berbagai jenis hingga toko-toko sepeda pun kewalahan memenuhinya. Kondisi itu dimanfaatkan oleh sejumlah orang menjadi penjual sepeda dadakan.

Satu di antaranya adalah Rinto Wicaksono. Dia sudah empat bulan menggeluti profesi baru sebagai penjual sepeda. Profesi dadakan itu kini justru menjadi penghasilan utama untuk keluarganya.

Kepada Tribun Jateng, ia bercerita awal mula berjualan sepeda karena profesi utamanya sebagai pekerja Event Organized (EO) sepi terdampak pandemik Covid -19.

Tak ingin berdiam diri, Rinto berusaha mencari pekerjaan sampingan demi mencukupi kebutuhan.

Ia melihat fenomena bersepeda booming di Kota Semarang. Kebetulan ia juga memiliki teman seorang distributor sepeda dan dari situlah jalan menjadi penjual sepeda dimulai, dengan menamai brandnya Jhon Sepeda Semarang.

Berbagai merek sepeda dipasarkan, mulai dari sepeda anak-anak, hingga untuk orang dewasa dengan harga mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 16 juta untuk jenis balap. Produk tersebut diambilnya dari distributor dalam negeri.

Dalam sehari, Rinto bisa menjual minimal lima unit sepeda. Pemasarannya melalui media sosial dan membuka lapak di rumah, Jalan Kamar, Majapahit Semarang.

"Rekor paling banyak sehari saya pernah jual 17 unit sepeda.

Dulu pernah buka kios di Tanah Mas tapi karena pertimbangan terlalu jauh dari rumah, akhirnya dipindah," kata Rinto.

Pembeli berasal dari berbagai daerah, tidak hanya Semarang melainkan hingga luar pulau Jawa seperti Makasar dan Bali.

Menurut Rinto kebanyakan konsumen memilih membeli di tempatnya karena selisih harga lebih murah dan jenis lengkap.

"Saya sebisa mungkin lengkap walau tidak banyak, sepeda lipat, MTB, sepeda anak, sepeda balap," imbuhnya.

Ketika disinggung apakah profesi berjualan sepeda dadakan tersebut akan tetap dilanjutkan meski pandemi Covid sudah selesai, Rinto langsung tertawa.

Ia kemudian berkata bahwa mungkin yang akan melanjutkan berjualan sepeda adalah istri.

"Kalau kondisi normal mungkin pekerjaan utama saya di Event Organized bisa kembali berjalan, nanti yang jualan sepeda bisa istri," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved