Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

47 Orang Meninggal Kecelakaan di Sragen, Ini Kata AKP Sugiyanto

Sebanyak 408 kecelakaan telah terjadi di Kabupaten Sragen selama enam bulan terakhir.

TRIBUN JATENG/MAHFIRA PUTRI
Kasatlantas Polres Sragen AKP Sugiyanto ketika ditemui di ruang kerjanya 

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Sebanyak 408 kecelakaan telah terjadi di Kabupaten Sragen selama enam bulan terakhir.

Dari angka tersebut setidaknya 47 orang meninggal dunia.

Kasat Lantas Polres Sragen AKP Sugiyanto menyampaikan kecelakaan paling banyak selama satu bulan terakhir atau pada Juni lalu.

Berikut Harga Terbaru Thermo Gun Laris Manis di Masa Pandemi Corona dan New Normal

Sejak Ayu Ting Ting Terkenal, Ayah Ojak Tak Pernah Ambil Gajinya 9 Tahun

Dewi Perssik Bentak Angga Wijaya: Suami Kok Diem Saja Saat Saya Dipojokkan

Tokoh Tukang Ojek Pengkolan Tisna dan Yuli Disetop! Ini Penjelasan Aris Nugraha Sutradara TOP

"Kejadian sebelum hari raya sedikit, hanya 200-an, sisanya setelah lebaran cukup banyak, pernah satu pekan saja ada 26 kasus kecelakaan," kata Sugiyanto, Minggu (5/7/2020).

Sugiyanto mencatat selama Juni saja sebanyak 67 kejadian, sebanyak 11 orang meninggal dunia, korban luka ringan 74 orang dan kerugian materil sebesar Rp 23.350.000.

Dirinya melanjutkan angka kecelakaan kembali turun pada (19-25/6/2020) menjadi 13 kasus kecelakaan.

Dirinya menyampaikan angka kecelakaan sebelum lebaran sedikit karena adanya Pandemi Covid-19 dan banyaknya himbauan agar masyarakat dirumah saja.

"Setelah lebaran dan berlakunya new normal banyak yang mulai beraktivitas di luar rumah sehingga angka kecelakaan naik," kata Sugiyanto.

Kecelakaan terjadi kebanyakan di jalur desa atau jalan antar kecamatan. Setelah dilakukan evaluasi, kecelakaan terjadi karena kurangnya penerangan hingga rambu-rambu.

"Jalan sebenarnya sudah cukup bagus namun rambu-rambu pendukung ini sangat minim, apalagi malam hari penerangannya kurang."

"Jalan desa kebanyakan menggunakan penerangan yang di rumah-rumah dekat dengan jalan itu pun tidak maksimal untuk menyinari jalan," terangnya.

Faktor lain ialah kurangnya marka jalan, Sugiyanto menyampaikan marka jalan juga berpengaruh. Dirinya menilai pada malam hari pengendara kebanyakan melihat marka ketika berkendara.

Kecelakaan antar kendaraan bermotor banyak terjadi pada pukul 17.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB, dimana banyak pengendara yang pulang kerja.

Sementara itu, sebanyak tujuh kejadian kecelakaan di Sragen melibatkan sepeda motor dengan sepeda angin atau sepeda ontel.

"Akhir-akhir Ini kebanyakan kecelakaan antara sepeda motor dan sepeda angin. Ini kebanyakan anak-anak masih suka sepedaan namun tidak mengindahkan ketertiban," katanya.

Insiden kecelakaan pesepeda ini kebanyakan menjelang magrib atau pada pukul 17.30 hingga 18.30.

Sugiyanto menyampaikan pihaknya telah menyampaikan kepada komunitas sepeda agar menambahi lampu-lampu atau mungkin aksesoris apabila terkena lampu bisa bersinar.

"Kita sudah bilang ke club-club sepeda agar menambahi lampu karena begitu belok sepeda anginnya, orang mengerem sudah tidak sampai dan akhirnya tabrakan," katanya.

Pihaknya menggalakkan patroli dan kegiatan hunting system. Patroli dilakukan di daerah yang rawan terjadi kecelakaan dan angka kecelakaan akhirnya menurun. (uti)

Warga Semarang Bisa Pinjam Mobil Dinas Walikota Hendi Untuk Pernikahan, Gratis!

Ini Komentar Pemain Tukang Ojek Pengkolan Setelah Tokoh Tisna dan Yuli Tak Akan Ada di TOP

TNI dengan Mudah Lumpuhkan Pasukan AS yang Bertubuh Besar, Pentagon Menyebutnya Pakai Ilmu Hantu

Gunung Merapi Masuk Fase Intrusi Baru, BPPTKG: Tanda Sudah Terlihat Tapi Tak Tahu Kapan Terjadi

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved