Berita Regional
Rocky Gerung Tertarik Jadi Menteri Kabinet Jokowi, Ingin Gantikan Menkumham Yasonna Laoly
Terang-terangan mau gabung kabinet Jokowi, Rocky Gerung bersedia jadi Menteri Hukum dan HAM gantikan Yasonna Laoly, syaratnya ini.
TRIBUNJATENG.COM - Terang-terangan mau gabung kabinet Jokowi, Rocky Gerung bersedia jadi Menteri Hukum dan HAM gantikan Yasonna Laoly, syaratnya ini.
Perombakan kabinet mencuat setelah Presiden Jokowi tak puas dengan kinerja para Menterinya dalam penanganan covid-19.
Lantas sejumlah nama Menteri disorot, salah satunya Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
• Sejak Ayu Ting Ting Terkenal, Ayah Ojak Tak Pernah Ambil Gajinya 9 Tahun
• Polisi Lari Dikejar Bandar Judi Sabung Ayam: Anggota Nyaris Ditikam Pakai Pecahan Botol Kaca
• Nonton TV Online Ini Link Live Streaming Athletic Bilbao Vs Real Madrid, El Real Dilanda Cedera
• 47 Orang Meninggal Kecelakaan di Sragen, Ini Kata AKP Sugiyanto
Bahkan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) pada 10 Januari - 31 Januari 2020 menyatakan Yasonna Laoly layak diganti lantaran kinerjanya buruk.
Survei yang dirilis jelang 100 hari Kabinet Jokowi-Ma'ruf pada Sabtu (8/2/2020) silam itu menempatkan Yasonna Laoly yang paling layak digantikan.
"Kalau publik menyebut ada Menteri yang perlu diganti, maka siapa yang dianggap layak (diganti)?"
"Perlu saya sampaikan, yang pertama nama yang muncul adalah Menkumham Yasonna Laoly yang mendapat atensi 36 persen responden," ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah.
Sementara pengamat politik Rocky Gerung mengaku bersedia menggantikan Yasonna Laoly di kursi Menteri Hukum dan HAM.
Sontak saja pernyataan tersebut mengejutkan, sebab Rocky Gerung terkenal kerap memberikan kritik keras untuk pemerintah Jokowi.
Melansir Tribunnews, Rocky Gerung mengakui akan menerima jabatan Menteri jika tawaran itu datang kepadanya.
Hal itu diungkapkan Rocky Gerung saat moderator dalam webinar bertajuk 'Reshuffle: Siapa Layak Diganti dan Menggantikan?' menanyakan kesiapan Rocky Gerung jika ditawari jabatan Menteri hukum dan ham (menkumham).
"Saya mau," kata Rocky Gerung dalam webinar bertajuk 'Reshuffle: Siapa Layak Diganti dan Menggantikan?', Sabtu (4/7/2020).
Meski terang-terangan mengakui mau masuk kabinet Jokowi menggantikan Yasonna Laoly, Rocky Gerung melemparkan satu syarat.
Sebagai konsekuensi dirinya menerima jabatan Menteri, Rocky Gerung meminta satu syarat yaitu memiliki hak diskresi untuk membubarkan kabinet.
Sebab, Rocky Gerung menilai oligarki memiliki pengaruh kuat dalam setiap pengambilan keputusan politik di Indonesia, termasuk penentuan kursi Menteri.
"Jadi Menkumham harus punya hak diskresi mengeluarkan undang-undang untuk pembubaran kabinet.
Jadi sebagai Menkumham saya akan keputusan pertama membubarkan kabinet."
"Dalam negosiasi tukar tambah saya akan bilang kasih saya kewenangan sebagai menkumham atas nama hak asasi manusia saya buat Perppu pembubaran kabinet," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menyinggung soal reshuffle saat rapat kabinet paripurna di hadapan para Menteri Kabinet Indonesia Maju pada 18 Juni 2020, lalu.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengutarakan rasa kecewanya terhadap kinerja para Menteri yang dinilai tidak memiliki progres kerja yang signifikan.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle.
Sudah kepikiran ke mana-mana saya.
Entah buat Perppu yang lebih penting lagi.
Kalau memang diperlukan.
Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Jokowi lewat video yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
Lebih lanjut, Presiden mengajak para Menteri ikut merasakan pengorbanan yang sama terkait krisis kesehatan dan ekonomi yang menimpa Indonesia saat di tengah pandemi Covid-19.
Jokowi menilai, hingga saat ini diperlukan kerja-kerja cepat dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Terlebih, Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyampaikan, bahwa 1-2 hari lalu growth pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi 6, bisa sampai ke 7,6 persen. 6-7,6 persen minusnya.
Lalu, Bank Dunia menyampaikan bisa minus 5 persen.
"Kita harus ngerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita. Saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," ucap Jokowi.
Yakin reshuffle kabinet segera dilakukan
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menyakini dalam waktu dekat Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) akan melakukan reshuffle atau perombakan kabinet kerjanya.
Dilansir TribunWow.com, keyakinan dari M Qodari tidak terlepas adanya sikap marah yang dilakukan oleh Jokowi kepada para Menterinya.
Menurut M Qodari, tanpa adanya masalah Covid-19, Jokowi pastinya akan melakukan reshuffle.
Ia mengaku sudah melihat pola pemerintahan dari Jokowi seperti yang sudah dilakukan pada kepemimpinan periode pertama.
M Qodari kemudian mencontohkan pada tahun 2015 dan 2016 ketika Jokowi juga menggunakan hak prerogatifnya tersebut.
"Saya yakin karena sebetulnya tanpa ada Covid pun Pak Jokowi akan melakukan reshuffle dan itu sudah kita lihat polanya," ujar M Qodari.
"Tahun 2015 tahun 2016 enggak ada Covid, tetapi Pak Jokowi melakukan reshuffle pada Bulan Agustus," jelasnya.
Dirinya memprediksi bahwa kebijakan reshuffle dari Jokowi akan dilakukan pada bulan Juli 2020 atau selambat-lambatnya pada bulan Agustus 2020.
Menurutnya, untuk saat ini, Jokowi tentu sedang mempertimbangkan secara matang dan objektif berdasarkan kinerja dari anak buahnya di lapangan.
Termasuk juga menyelesaikan permasalahan politiknya terlebih dahulu supaya situasinya lebih kondusif.
"Pak Jokowi kan pidatonya kan dirilis pada akhir Juni, sekarang sudah masuk Juli," kata M Qodari.
"Mungkin proses politik yang dibutuhkan untuk menuju reshuffle itu sedang terjadi pada bulan Juli ini dan realisasinya bisa pada bulan Juli ini atau bisa pada bulan Agustus yang akan datang," pungkasnya.
Sebelumnya ia juga sempat memberikan prediksi Menteri-Menteri yang kemungkinan bakal dicopot atau diganti.
Dikatakannya, bahwa Menteri yang terancam adalah yang berhubungan dengan penanganan Virus Corona.
Ia mencontohkan pos-pos seperti masalah kesehatan, bantuan sosial, dan stimulus ekonomi.
Meski begitu, ia mengaku tidak mengetahui kemungkinan jelasnya.
M Qodari hanya meminta Menteri yang sekarang menempati pos tersebut untuk waspada, terlebih yang sudah mendapatkan sorotan dari Jokowi sendiri maupun masyarakat.
"Saya akui yakin bahwa reshuffle ini akan terjadi, dan itu akan dipengaruhi oleh Covid," ungkapnya.
"Jadi kalau ditanya Menterinya apa, saya tidak tahu namanya, tidak bisa sebut orangnya.
Tetapi pos-posnya terkait dengan kesehatan, bantuan sosial, stimulus ekonomi," terang Qodari.
"Waspadalah, waspadalah!," tutupnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jika Ditawari Jabatan Menteri Hukum dan HAM, Rocky Gerung Akan Terima Tapi Syaratnya Ini
• Wajah Penendang Driver Ojol Hingga Viral, Ratusan Ojol Geruduk Rusak Rumah dan Spion Mobil Pelaku
• Rapper Tajir Melintir Tantang Donald Trump Jadi Calon Presiden Amerika, Sebelumnya Dukung Trump
• TNI dengan Mudah Lumpuhkan Pasukan AS yang Bertubuh Besar, Pentagon Menyebutnya Pakai Ilmu Hantu
• Mobil Calya Kecelakaan di Tanjakan Sibelis Paninggaran Pekalongan, Inilah Daftar Korbannya