Ngopi Pagi
FOKUS : Antara Nyawa dan Asa
Pandemi virus corona dan dampaknya masih berlanjut dan hampir tiap hari muncul di media. Memang belum usai, sebagaimana kondisi penularan virus itu se
Penulis: iswidodo | Editor: Catur waskito Edy
Oleh Iswidodo
Wartawan Tribun Jateng
PEMBAHASAN pandemi virus corona dan dampaknya masih berlanjut dan hampir tiap hari muncul di media. Memang belum usai, sebagaimana kondisi penularan virus itu sendiri tidak serta merta melandai.
Data kasus virus corona di dunia tercatat 11.002.535 kasus, ada 524.436 orang meninggal dunia, dan 6.164.678 pasien sembuh dari corona. Angka kesembuhan lebih dari 50%.
Itu data se-dunia yang tercatat di worldometers.info/coronavirus per tanggal 3 Juli 2020. Sedangkan di Indonesia terdapat 59.394 kasus, sebanyak 2.987 orang meninggal, 26,667 sembuh.
Angka kesembuhan meningkat drastis dibanding pertumbuhan kasus positif. Apakah cukup dengan membicarakan kasus kesembuhan atau pasien meninggal? Tentu tidak. Angka-angka itu terus berubah dan bertambah. Tidak untuk menakut-nakuti masyarakat. Tapi fakta perlu disajikan apa adanya, tidak disembunyikan.
Kenapa pemerintah berani menerapkan New Normal di saat pandemi ini masih berlangsung. Bukankah nyawa manusia paling utama, keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi sebagaimana kalimat Salus populi suprema lex esto? Tunggu dulu.
Selama empat bulan warga berdiam di rumah, belajar dan bekerja dari rumah, jaga jarak fisik, hindari kerumunan dan lain-lain mengikuti protokol kesehatan.
Apakah penularan virus corona berhasil dihentikan? Tidak semudah itu. Semua butuh waktu dan ikhtiar. Apa yang diputuskan oleh pemerintah untuk melaksanakan New Normal adalah salah satu ikhtiar penuh pertimbangan. Jangan disalahartikan.
New Normal atau tatanan kenormalan baru bukan bermakna kondisi sudah kembali normal seperti sediakala sebelum pandemi. Bukan begitu. New normal harus dipahami bahwa kebiasaan terdahulu diubah dan menyesuaikan dengan protokol kesehatan Covid-19. Karena ancaman virus corona masih ada, dan belum ditemukan antivirusnya.
Angka kesembuhan pasien positif corona dipengaruhi imun tubuh. Semakin bagus imun atau kekebalan tubuh maka makin kuat menangkal segala virus termasuk corona. Kuncinya di situ. Jadi tidak perlu takut atau ngeri terhadap virus corona tapi jangan meremehkan, tetap harus diwaspadai.
Pelaksanaan New Normal ditunggu oleh banyak pihak. Pemberlakuan perlbagai pembatasan selama empat bulan, semua sektor terdampak. Maka dengan dimulainya New Normal, optimisme pelaku usaha tumbuh lagi. Roda ekonomi menggeliat. Warunge dibuka byak.
Tak bisa dibiarkan berlama-lama rakyat lapar, sulit cari makan, ekonomi terpuruk, pendapatan hilang, tabungan habis. Padahal pajak jalan terus, angsuran pinjaman tak diurungkan, bayar listrik dan air juga wajib ditunaikan, pajak kendaraan dan biaya anak sekolah tak bisa dikesampingkan. Itu semua harus diselesaikan secara baik.
Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kemensos untuk membantu meringankan beban warga kurang mampu. Bukan untuk menanggung semua biaya pengeluaran.
Tentu tidak cukup karena anggaran pemerintah terbatas. Maka masyarakat perlu diberikan kelonggaran untuk beraktivitas.