Tribun Forum
Gebrakan di Tengah Pandemi, Polda Jateng Buka Dapur Umum hingga Budidaya Kolam Lele
Pandemi Covid-19 berimbas pada melemahnya ekonomi. Banyak mereka yang akhirnya dirumahkan dari pekerjaannya, lebih parahnya ada juga yang harus diputu
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: m nur huda
Saat ini sudah terbentuk 3.971 kampung siaga yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Tengah.
Kampung Siaga ini, katanya, Polri hanya bertindak sebagai fasilitator.
Mekanisme kerjanya sepenuhnya oleh warga, yakni mulai dari membuat disinfektan, masker, dapur umum, lumbung pangan, sampai isolasi mandiri.
Kampung ini didesain menjadi kampung yang memiliki ikatan sosial yang kuat, yakni implementasi dari masyarat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat.
"Kampung itu juga menciptakan empati sesama warga untuk saling membantu kepada mereka yang terdampak. Juga sebagai sarana mempermudah pemantauan ODP," tuturnya.
Dukungan lain dalam percepatan penanganan Covid-19 oleh Polda Jateng yakni dengan mendukung ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat.
Tak hanya mendukung, kata Luthfi, pihaknya juga terjun dalam upaya konkret untuk mewujudkannya.
"Kami sudah siapkan stimulus di bidang pertanian, peternakan, dan padat karya," kata dia.
Di bidang pertanian, sedikitnya ada 294,140 meter persegi lahan yang sudah disiapkan, kemudian bidang peternakan telah disiapkan 330.959 ekor berbagi hewan ternak.
"Padat karya kami buat program kolam ikan lel dan nila. Terakhir kami menyasar buruh yang kena PHK," katanya.
Setidaknya dengan adanya program padat karya ini, kata Luthfi, buruh yang terkena PHK bisa mendapat penghasilan dari pekerjaan barunya dengan ternak ikan. Hasilnya bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Pesantren Siaga
Pandemi Covid-19 ini juga akhirnya membuat Polda Jateng menyusun prototipe pesantren siaga.
Dalam praktiknya, Ahmad Luthfi mengatakan, pesantren membuat gelombang penerimaan santri baru.
Artinya, penerimaan dilakukan secara berkala dan memerhatikan secara penuh terkait protokol kesehatan.