Berita Viral
Viral Pelanggan Ojol Marah Dipanggil "Kak", Dimana Bagian yang Salah?
Unggahan asli dari warganet tersebut saat ini sudah dihapus, namun akun resmi Grab Indonesia sempat menanggapi twit itu
TRIBUNJATENG.COM - Panggilan " kak" kependekan dari panggilan "kakak", sempat menjadi salah satu trending topic di Twitter pada Minggu (5/7/2020) malam.
Penyebabnya adalah unggahan dari akun @tubbirfess yang menampilkan hasil tangkapan layar twit seorang warganet kepada akun resmi Grab Indonesia @GrabID.
Dalam tangkapan layar tersebut, terlihat seorang warganet yang juga pengguna jasa ojek online menyampaikan kemarahannya karena dipanggil oleh drivernya dengan sebutan "kak".
Unggahan tersebut kemudian mendapat tanggapan cukup ramai dari warganet. Mereka menyebut tidak ada alasan bagi customer tersebut untuk marah, karena panggilan "kak" adalah panggilan yang netral dan memiliki maksud untuk menghormati customer.
• Polisi Lari Dikejar Bandar Judi Sabung Ayam: Anggota Nyaris Ditikam Pakai Pecahan Botol Kaca
• 47 Orang Meninggal Kecelakaan di Sragen, Ini Kata AKP Sugiyanto
• Promo Superindo Hari Kerja 6-9 Juli 2020, Diskon Buah Segar hingga 60 Persen! Berikut Daftarnya
• BREAKING NEWS: Kecelakaan Truk Tabrak Mobil dan Rumah di Jalan Widoharjo Semarang Pagi Ini
Ingin menghormati
Unggahan asli dari warganet tersebut saat ini sudah dihapus, namun akun resmi Grab Indonesia sempat menanggapi twit itu.
Menurut Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Rose Mini, ada keinginan untuk menghormati orang lain ketika memanggil dengan panggilan tertentu.
Dalam kasus yang ramai di Twitter itu, Romy, begitu ia biasa disapa, menyebut panggilan 'kak' digunakan oleh driver kepada customer untuk menunjukkan penghormatan kepada customer yang tidak diketahui gender dan juga usianya.
"Daripada 'mas' atau 'mbak', kalau 'mas' sudah tertuju pada laki-laki, mbak tertuju pada perempuan," kata Romy saat dihubungi Kompas.com (5/7/2020).
Dia sendiri tidak melihat ada yang perlu dipermasalahkan dari panggilan 'kak' atau 'kakak'.
Menurutnya, dengan menggunakan panggilan tersebut, tidak serta merta menunjukkan bahwa ada hubungan saudara, melainkan lebih karena ingin menghormati.
"Kalau manggil nama, itu biasanya yang sudah punya hubungan dekat.
Jadi, kalau misalnya ada yang manggil nama saya 'Hei, Romy' padahal saya belum terlalu kenal, tentu saya akan bertanya 'Siapa dia?
Kok berani manggil nama saya begitu saja'," kata Romy.
Ada perbedaan konteks budaya