Wabah Corona Jateng
Sejumlah ASN Jateng Positif Corona, Kepala Dinkes: Mereka Paling Rentan Tertular Covid-19
Baru-baru ini puluhan aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jateng positif corona atau Covid-19.
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Baru-baru ini puluhan aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jateng positif corona atau Covid-19.
Termasuk 30 ASN yang dikabarkan tertular virus corona ketika bekerja di kantor.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa TengahYulianto Prabowo menjelaskan, ASN memang rentan tertular terhadap covid-19.
• Wanita Ini Lolos dari Aksi Pemerkosaan Setelah Kelabuhi Pelaku: Saya Bilang kalau Saya Juga Pengin
• Muncul Tanda-tanda Merapi Meletus, Ganjar Minta Aktifkan Semua Pengungsian dan Bikin Simulasi
• Hari Ini Terjadi Rentetan 4 Gempa Mag di Atas 5, Pertanda Akan Terjadi Gempa Besar? Ini Jawaban BMKG
• Biodata Para Pemain Sinetron Dari Jendela SMP, Mulai Wulan, Joko hingga Satria
Terlebih mereka yang bekerja di sektor medis.
Namun, Yulianto menyebut, mayoritas ASN ini berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) dan sembuh.
"Tapi yang perlu kami syukuri sebagian besar ASN yang terkena berstatus tanpa gejala. Walaupun ada beberapa kasus yang meninggal. Tapi sebagian besar tanpa gejala, kondisinya baik dan sehat," kata Yulianto Prabowo.
"Yang penting mereka tidak sakit, fisiknya bagus," tambahnya.
Sejumlah ASN Pemprov Jateng yang terinfeksi covid-19 ini dibawa ke ruang isolasi Pemprov Jateng di Hotel Kesambi Semarang.
"Kalau yang tanpa gejala ya cukup isolasi selama 14 hari. Kalau kita swab negatif ya artinya sudah sembuh," katanya.
Menurut Yulianto, para ASN yang tertular covid-19 tersebut sebab mereka bekerja dengan resiko tinggi.
Utamanya yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat.
Faktor resiko yang lebih tinggi lagi yaitu para tenaga medis.
"Selain dia tidak libur, work from home, dia harus bertemu orang sakit. Nah potensi penularannya lebih tinggi tenaga kesehatannya. Jadi kalau ada tenaga kesehatan yang terkena ini memang faktor resiko tenaga kesehatan itu banyak," ungkapnya.
Meski dibekali Alat Pelindung Diri (APD), Yulianto menjelaskan hal tersebut tak menjamin 100 persen APD tersebut memproteksi tenaga medis.
Dia menilai, para tenaga medis selain melayani, juga mengorbankan diri sebab rentan tertular Covid-19.