Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Guru Perempuan Tewas Dibunuh, Mayat Tanpa Busana di Dalam Ember

Seorang guru perempuan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya sendiri lantaran diduga menjadi korban pembun

Editor: galih permadi
tribunnews.com
ILUSTRASI jenazah mr X 

TRIBUNJATENG.COM, BANYUASIN- Seorang guru perempuan ditemukan tewas tanpa busana.

Seorang guru perempuan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya sendiri lantaran diduga menjadi korban pembunuhan, Kamis (9/7/2020).

Informasi yang dihimpun, korban yang diketahui berinisial EY (50) ditemukan dalam kondisi telanjang serta tangan terikat tali dan dimasukkan ke ember berukuran 60 cm di kediamannya di Jalur 5 Desa Marga Rahayu, Kecamata Sumber Marga Telang, Kabupaten Banyuasin.

Viral Tukang Parkir di Subang Tiba-tiba Datang Minta Uang Padahal Motor Tidak Parkir

Pengakuan Ayah Tiri Cabuli Anak 18 Kali di Ambarawa: Saya Selalu Hitung Tanggal Menstruasinya

Kisah Kalistru Momode, Anak Timor Leste yang Diambil Tentara Indonesia pada Masa Perang

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Mahasiswa Doktoral UIN Sunan Kalijaga Yogya Meninggal di Kamar Kos

Kapolres Banyuasin AKBP Danny Sianipar saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.

Menurutnya, petugas awalnya mendapatkan laporan dari warga.

Setelah itu, polsek setempat langsung turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan.

"Korban ditemukan tewas dalam ember dengan keadaan dibungkus kain tebal atau karpet," kata Danny saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan singkat.

Danny menjelaskan, saat ini jenazah EY sedang dievakuasi dan akan menjalani proses otopsi di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang.

Selain itu, kediaman korban pun telah dipasang police line untuk dilakukan penyelidikan.

"Ada bekas luka di leher.

Kemungkinan leher dijerat sampai korban tidak bisa bernapas.

Untuk luka-luka lain tidak ada," ujarnya.

Bocah Dibunuh Tetangga

Sucipto tak bisa menyembunyikan kesedihan setelah kehilangan anak perempuannya, RR (5), yang dicabuli dan dibunuh pasangan suami istri MT dan IM.

Meninggalnya RR, bocah 5 tahun di Pasuruan, Jawa Timur yang diperkosa dan dibunuh tetangganya meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. 

Orangtua RR, Sucipto dan Satuha tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat ditemui di rumahnya di Desa Tanggulangin, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Kamis (9/7/2020) siang.

Pasutri ini masih tidak percaya jika anaknya ini sudah tiada. Mata mereka tampak sembab.

Kondisinya fisiknya tak karuan.

Mereka masih belum menerima atas kejadian yang menimpa anaknya. 

"Saya tidak minta apa-apa, saya hanya ingin minta pelakunya (Moch Tohir dan Ifa Maulaya) dihukum mati saja," kata Sucipto, ayah RR saat ditemui di rumahnya.

Sambil meneteskan air mata dan terbata - bata, Sucipto menceritakan bahwa RR adalah anak perempuan satu - satunya.

Ia dan istrinya sangat menyanyangi RR.

Ia juga tidak menyangka bahwa mereka akan menghabisi anaknya ini.

Di desa, Moch Tohir, dikenal sebagai sosok pendiam.

"Anaknya pendiam sekali. Rumahnya hanya beda berapa rumah dari rumah saya. Dia memang baru menikah, istrinya itu bukan asli sini," jelas dia sambil mengusap air matanya.

Sucipto meminta polisi untuk memberikan hukuman yang setimpal atas kejadian yang menimpa anaknya ini. Ia berharap, polisi mengusut tuntas kejadian ini.

"Apa yang mereka lakukan ini jahat. Sungguh jahat sekali," pungkas dia. 

Alasan konyol pelaku bikin Kapolres geleng-geleng 

Terpisah, alasan konyol Moch Tohir saat menghabisi RR membuat Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan geleng-geleng kepala.

Seperti diketahui, Moch Tohir tak hanya membunuh  bocah 5 tahun  itu, tapi juga menyetubuhi dan merampas perhiasannya. 

Ironisnya, aksi bejat itu dibantu Ifa Maulaya (19), sang istri yang baru dinikahi 2 minggu.  

Sepasang pengantin baru ini pun harus mendekam di balik jeruji besi Polres Pasuruan. 

Di hadapan wartawan, Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan  bertanya ke Moch Tohir alasannya berbuat keji ke korban. 

"Saya butuh uang pak, untuk beli sosis dan kopi susu," jawab Moch Tohir. 

Jawabannya pun sontak membuat Kapolres geleng - geleng kepala. Sebuah alasan konyol yang disampaikan oleh tersangka.

Namun, tersangka mengakuinya dengan polos. Ia memang membutuhkan uang untuk membeli sosis dan kopi susu.

Tak hanya itu, pria yang masih berusia 27 tahun ini juga mengaku takut dengan orang tua korban. 

"Makanya saya bunuh setelah saya rampas perhiasannya, kalau tidak, saya takut sama orang tua dia (korban)," sambungnya.

Tersangka juga mengakui baru dua minggu menikah. Ia mengaku tidak puas dan ingin merasakan sensasi berhubungan seks dengan orang lain.

Istri Bagian Melucuti Perhiasan

Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan mengatakan, Moch Tohir dan Ifa Maulaya ini memiliki peran masing - masing dalam kasus persetubuhan, perampasan perhiasan dan pembunuhan ini.

Dijelaskan Kapolres, Moch Tohir ini berperan untuk membujuk korban untuk mau ke rumahnya.

Saat itu, korban sedang bermain dengan teman - temannya di dekat rumah tersangka.

"Tiba - tiba tersangka datang, membawa es krim. Kemungkinan es krim ini sebagai bujuk rayu tersangka agar korban mau ikut ke rumah tersangka," kata Kapolres saat rilis.

Korban tertarik dengan iming - iming yang ditawarkan tersangka. Tak lama, korban pun lantas ikut tersangka ke rumahnya.

"Di dalam rumah, tersangka ini menyetubuhi korban sebanyak dua kali. Itu juga diperkuat dengan hasil visum luka robekan di sekitar vagina korban," sambung dia.

Setelah itu, kata Kapolres, otak kejahatan tersangka tidak berhenti. Moch Tohir lantas keluar mencari istrinya. Istrinya dipanggil ke rumah, dan disuruh untuk melucuti perhiasan korban.

"Peran tersangka Ifa Maulaya adalah mengambil perhiasan korban yakni lima gelang emas dan satu kalung emas lengkap dengan liontinnya. Setelah diambil, Ifa meletakkan perhiasan itu ke lemari," urai dia.

Kapolres memaparkan, selesai melucuti perhiasaan, Moch Tohir meminta istrinya untuk mencarikan kayu.

Setelah itu, dua tersangka ini membawa korban keluar dan ke arah sungai.

"Korban langsung dipukul menggunakan kayu di pinggir sungai. Korban jatuh dan langsung ditenggelamkan kepalanya ke air sungai dua kali. Setelah dikira meninggal, tersangka langsung bergegas meninggalkan sungai," jelasnya.

Menurut Kapolres, tersangka ini sempat khawatir. Dia sempat balik ke lokasi sungai tempat pembuangan korban untuk memastikan bahwa korban ini meninggal dunia. Bahkan, tersangka sempat membenamkan kembali kepala korban ke dalam air.

"Setelah dipastikan meninggal dunia, tersangka baru pergi. Dari analisa medis, korban ini meninggal karena gagal atau kesulitan bernafas, itu karena kepalanya dibenamkan air. Ada juga luka lebam di kepala bagian belakang karena dipukul kayu," sambungnya.

Dalam kasus ini, Rofiq menegaskan, pihaknya menerapkan tiga pasal sekaligus. Pasal itu berkaitan dengan kejahatan pembunuhan berencana, persetubuhan dan perampasan perhiasan.

Polisi Akan Libatkan Psikolog

Polisi berencana akan melibatkan ahli psikologi untuk memeriksa kejiwaan dua tersangka pembunuhan bocah perempuan berusia 5 tahun.

"Nanti akan kami libatkan ahli psikologi," kata Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan, usai rilis, Rabu (8/7/2020).

Dikatakan Kapolres, hanya orang yang tidak waras dan mengalami kelainan yang tegas melakukan perbuatan kejahatan seperti ini.

"Kalau orang waras, saya kira tidak akan tega melakukan perbuatan sebejat dan senekat ini," sambung Rofiq, sapaan akrab Kapolres Pasuruan.

Dia menerangkan, ahli psikologi ini akan memeriksa kejiwaan pasutri ini. Ia menyebut, kejiawaan para tersangka ini harus diperiksa.

"Nanti akan kami kembangkan lebih lanjut," tambah Rofiq. 

Pembunuhan berencana

Kapolres Pasuruan AKBP Rofiq Ripto Himawan memastikan ini adalah pembunuhan berencana.

"Pembunuhan ini berencana," kata dia.

Ditanya soal motifnya, Kapolres meminta waktu karena penyidik membutuhkan pendalaman untuk memastikan motif pembunuhan ini.

Yang jelas, kata dia, ada beberapa fakta yang terungkap dalam kasus ini. Untuk motifnya ada beberapa kemungkinan.

"Disini ada perampasan atau perampokan,ada juga kasus persetubuhan. Jadi untuk menyimpulkan, kami perlu pendalaman," sambung Kapolres.

Menurut dia, sebelum ditemukan tewas, korban ini sempat disetubuhi oleh tersangka Moch Tohir.

Setelah itu, korban dipukul kayu dan dibuang ke parit.

"Setelah dipastikan meninggal dunia, perhiasan korban seperti gelang empat biji, kalung lengkap dengan liontinnya dirampas oleh dua tersangka ini," tambah Kapolres. 

Jenazah RR ditemukan warga Selasa (7/7/2020) sekira pukul 16.30 WIB. 

RR ditemukan sekitar 1000 meter  dari rumahnya.

Kapolsek Kejayan AKP Sugeng Prayitno mengungkapkan korban tidak diketahui keberadaannya sejak Selasa (7/7/2020) siang. 

Dikatakan Kapolsek, orang tua korban ini sudah mencari korban setelah menyadari yang bersangkutan ini tak kunjung pulang ke rumah.

Setelah dicari kemana-mana, keberadaan RR baru diketahui sekitar pukul 16.30 WIB.  

Saat itu ada tetangga korban yang melewati parit mau mengairi sawahnya. 

"Pertama kali yang menemukan mayat bocah ini warga setempat," kata Kapolsek Kejayan AKP Sugeng Prayitno.

"Saksi kaget melihat ada anak yang kondisi tubuhnya terlentang di tengah parit itu. Saksi langsung melapor ke warga setempat," jelas dia.

Menurut Sugeng, warga melapor sekira pukul 17.00 wib. Saat itu juga, pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian penemuan mayat.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Guru Ditemukan Tewas di Ember dengan Tangan Terikat dan Telanjang

Mantan Suami Murka Herlina Tolak Berhubungan Intim Lalu Bakar Mantan Istri dan 3 Anak Sedang Tidur

Pernyataan Resmi Nella Kharisma Soal Cak Malik Bukan Suaminya: Gak Eruh Tapi Kemeruh

Ternyata Wanita Misterius yang Titipkan Mobil Ada Lubang Bekas Tembakan Seorang Pengedar Narkoba

Mahasiswi Kedokteran Ini Dinyatakan Positif Corona Setelah Pulang dari Semarang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved