22 Dari 49 SMP Negeri di Sragen Kekurangan Murid
Sebanyak 21 dari 49 SMP Negeri di Kabupaten Sragen kekurangan murid. Kebanyakan dialami sekolah yang berada di bagian barat Sragen
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Sebanyak 21 dari 49 SMP Negeri di Kabupaten Sragen kekurangan murid. Kebanyakan dialami sekolah yang berada di bagian barat Sragen.
"Tidak hanya SMP Negeri, SMP swasta saja juga mengeluhkan kekurangan murid. SMP kita mengalami sebanyak 21 dari 49 kurang murid," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen, Suwardi.
Dirinya menyampaikan rata-rata lokasi SMP tersebut berada di pinggir atau sebelah barat Sragen, seperti di Kecamatan Sumberlawang dan Kalijambe.
Kekurangan murid tersebut menurutnya karena di kecamatan tersebut juga ad Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan beberapa sekolah swasta bagus.
Selain itu juga ada faktor siswa-siswi bersekolah di pondok pesantren dan bersekolah di luar daerah.
"Ada yang sekolah di ponpes, ada yang di luar daerah, itu kan kita tidak bisa memprediksi. Akhirnya setelah ada pengumuman kita cek ternyata sudah dapat sekolahan di beberapa tempat itu," ujarnya.
Kendati demikian, Suwardi menyampaikan Pemerintah Kabupaten Sragen sudah menyediakan tempat kerja agar semua lulusan bisa tertampung bekerja.
Kurangnya siswa tersebut akan berpengaruh pada penerimaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di masing-masing sekolah karena tidak memenuhi batas kuota minimal.
Namun, Suwardi menyampaikan akhirnya beberapa sekolah tetap akan mendapatkan bantuan dana BOS karena mengingat pihaknya tidak akan menutup sekolah jika tidak memenuhi kuota.
"Memang ada kuota SD misal dibatasi 60, tapi pada kenyataannya sekolah jika kurang 60 tidak akan ditutup, karena ini nanti mereka malah tidak sekolah, kewajiban pemerintah malah dimana kalau tidak sekolah," imbuhnya.
Suwardi menambahkan SD yang mengalami kekurangan siswa diperkirakan akan sangat banyak. Namaun dirinya belum bisa menyampaikan berapa jumlah pasti.
"Kita belum mendapatkan data resmi seluruh kabupaten, karena SD tidak bisa saat ditutup pendaftaran juga berhenti menerima siswa," katanya.
Dirinya menyampaikan pada hari pertama masuk sekolah, siswa-siswi SD akan banyak yang mendaftarkan diri sehingga baru akan terpantau jika sudah masuk hari pertama sekolah. (uti)