Berita Sragen
Tahun Ajaran Baru di Sragen, Anak Didik Baru Akan Masuk
Tahun ajaran baru (13/7/2020) mendatang para siswa-siswi kelas 1 dan 7 di Kabupaten Sragen akan mulai masuk
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Tahun ajaran baru (13/7/2020) mendatang para siswa-siswi kelas 1 dan 7 di Kabupaten Sragen akan mulai masuk.
Meski dijadwalkan masuk, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen, Suwardi menyampaikan siswa-siswi yang akan masuk akan dibagi beberapa hari.
"Tahun ajaran baru memang (13/7/2020) tapi pada prinsipnya karena Sragen itu masih zona kuning pembelajaran tetap di rumah. Anak baru ada program Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS)," kata Suwardi, Jumat (10/7/2020).
Dirinya menyampaikan setiap masing-masing sekolah akan dibagi dan berbeda-beda. Bagi TK satu hari hanya diperbolehkan menerima 5 anak untuk mengenalkan lingkungan, wali hingga cara belajar.
SD hanya menerima 50% dari jumlah siswa. Suwardi menganalogi jumlah siswa sebanyak 28 satu kelas berarti yang boleh masuk hanya 14 siswa satu ruangan guna menjalankan protokol kesehatan.
"SMP hanya 25% karena yang terbanyak adalah 251 siswa. Berarti satu hari kira-kira sekitar 60 siswa yang bisa masuk dan mungkin membutuhkan 4 hari," jelasnya.
Suwardi menyampaikan tidak mematok selama 4 hari, dirinya mempersilahkan masing-masing sekolah untuk membagi para murid baru.
Mengenai hak tersebut, Disdikbud Sragen telah mensosialisasikan ke masing-masing sekolah 4 hari lalu. Tinggal masing-masing sekolah menyampaikan ke wali murid.
Fasilitas mendukung protokol kesehatan Covid-19 disampaikan Suwardi telah disiapkan sambil menunggu bantuan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 kabupaten.
Kendati masih menunggu, pihak sekolah telah menyiapkan secara mandiri, khususnya untuk menangani persiapan murid baru.
Suwardi menyampaikan pada prinsipnya pihaknya melaksanakan pembelajaran jarak jauh di rumah termasuk murid lama SD masih tetap bisa daring walaupun secara sederhana .
"Kita tetap daring, sampai kapan kita tunggu saja perkembangan karena kita tidak bisa mengambil kebijakan atau keputusan sendiri, menunggu keputusan gugus satgas karena yang menentukan zona yang di sana," katanya. (uti)