Berita Semarang
Kisah Sukses Indah Produksi Mundhut Petis Kemasan Semarang Laris Manis Selama Pandemi Corona
Pandemi covid-19 tidak selamanya membawa dampak buruk bagi sektor usaha.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: galih permadi
Akhirnya saya terpikirkan untuk membuat usaha ini di samping jarang dilirik masyarakat juga," paparnya.
Saat memulai usaha, ibu satu anak ini menyebut saat itu hanya menghabiskan 5 kg udang untuk satu kali produksi.
Dalam satu kali produksi ini, rata-rata petis yang dihasilkan sebanyak 50 bungkus dan habis dalam waktu dua minggu.
Tak disangka, lambat laun penjualan Mundhut Petis ini terus mengalami peningkatan hingga mempekerjakan orang untuk membantu pembuatannya.
"Dua bulan sebelum Ramadhan sudah mulai ramai, kemudian pas Ramadhan melonjak hingga 5 kali lipat.
Awalnya juga hanya saya dibantu ibu, kemudian sekarang ada 14 karyawan," ungkapnya.
Lantas Indah membeberkan, larisnya penjualan Mundhut Petis ini lantaran cita rasa yang dihasilkan.
Indah menyebut, butuh waktu selama kurang lebih 5 jam untuk menghasilkan rasa petis yang gurih.
Yakni dimulai dari udang bago pilihan yang telah digiling.
Kemudian udang yang telah digiling itu dicampurkan dengan bumbu racikan meliputi bawang, gula, tapioka, dan garam yang telah dipanaskan.
Indah membeberkan, ada teknik rahasia dalam membuat petis ini.
"Bumbu kami racik tanpa pengawet dan MSG.
Kalau soal rahasia pembuatan petis ini ada di tekniknya," lanjutnya.
Lantas Indah mengungkapkan, petis-petis ini dibuat dengan beberapa varian rasa di antaranya original, pedas, dan super pedas.
Dalam takaran petis 200 gram, Indah menyebutkan, dijual dengan harga mulai Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu.