Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sragen

Tragedi TKW Sragen Disiksa dan Disekap Majikan 2 Bulan di Arab Saudi: Terpaksa Pipis Pakai Botol

Surani (45) TKW di Arab Saudi asal Dukuh Ngembat, RT 21, Desa Wonorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen akhirnya tiba dirumah.

Dirinya menyampaikan perlakuan majikannya memang mulai berubah dua bulan terakhir, sebelum itu dirinya tidak disiksa tetap melakukan pekerjaan rumah hanya saja gajinya selama lima bulan ditahan.

Dalam sebulan, Surani menerima gaji sebesar 1000 real atau Rp 3 juta. Sang majikan juga pernah meminta perhiasan dan uang yang dimiliki Surani, namun ketika Surani pulang gaji yang nunggak dan perhiasan dikembalikan.

Disekap Dengan Telfon

Sedikit keberuntungan nampaknya menyertai Surani, ketika disekap sang majikan tidak mengambil handphone miliknya sehingga Surani bisa berhubungan dengan siapapun.

Awalnya Surani hanya menghubungi keluarga di Sragen sehingga keluarga mencarikan bantuan agar Surani bisa bebas dan selamat.

Saat itu, Surani juga berusaha menghubungi pengurus Buruh Migran Indonesia (BMI) Jeddah dan menceritakan semua yang terjadi. BMI akhirnya menghubungi Konsult Jendral Republik Indonesia (KJRI).

"Saya hubungi BMI Jeddah, BMI akhirnya menghubungi KJRI, KJRI menelepon polisi Saudi Arabia, dari kepolisian akhirnya menelepon majikan dan anak majikan mengantarkan saya ke kantor polisi," terang Surani.

Surani pernah ditanyai KJRI akan menuntut apa kepada majikan, namun dirinya tidak menuntut apapun dan hanya meminta dirinya dipulangkan ke Indonesia.

Selama Surani di KJRI, sang majikan sempat beberapa kali datang untuk meminta maaf dan meminta Surani kembali bekerja bersamanya, namun Surani menolak dan tetap ingin pulang.

18 Tahun Tidak Pulang Sragen

Memiliki latar belakang lulusan SD membuat Surani bertekad pergi ke Arab Saudi menjadi TKW kala itu, sebelum 18 tahun tidak pulang, pada dirinya pernah tujuh tahun menjadi TKW di Mekkah.

Tujuh tahun menjadi TKW membuat Surani saat itu memiliki cukup uang untuk membeli sawah, akhirnya dirinya memutuskan menjadi TKW namun ke Arab Saudi.

Sejak 2002 berangkat ke Arab Saudi, dirinya juga menemui majikan yang baik, yaitu ibu dari Nafisa majikannya yang terakhir.

"Dulu saya ngurus ibunya Nafisa, ibunya sangat baik. Ibu ini tidak ada yang ngurus jadi saya kasihan dan akhirnya saya tidak pernah pulang ke Sragen," katanya.

Selama 14 tahun dirinya merawat ibu Nafisa hingga meninggal dunia, hingga saat itu akhirnya Surani diminta menjadi asisten rumah tangga Nafisa.

Proses kepulangan Surani ke Indonesia kurang lebih selama 20 hari. Surani mengaku trauma dengan kejadian yang menimpanya dan tidak ingin kembali lagi menjadi TKW. (uti)

Keps : Surani bersama sang kakak Wardiyanto ketika ditemui di rumahnya di Dukuh Ngembat, RT 21, Desa Wonorejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Kamis (16/7/2020)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved