Berita Internasional
Erdogan Dibully di YouTube, Turki Bakal Melarang Penggunaan Media Sosial
Erdogan berpidato melalui YouTube kepada kaum muda Turki pada 26 Juni lalu. Tidak disukai oleh ratusan ribu orang dan komentar negatif dari anak muda
"Dia (Erdogan) memahami apa yang akan terjadi dari Generasi Z. Kalau tidak, kenapa tema ini muncul sekarang? Kami akan terus mempertahankan kebebasan dari pikiran represif seperti ini," ujar Kemal.
Ankara mengkritik Twitter bulan lalu karena telah menangguhkan lebih dari 7.000 akun yang terkait dengan pemerintah dan berhubungan dengan sayap pemuda AKP.
Ankara mengatakan itu adalah bagian dari rencana yang lebih luas untuk mencoreng pemerintah dan bentuk campur tangan dalam politik domestik Turki.
Angka resmi Twitter menunjukkan bahwa sebanyak 74 persen dari permintaan hukum untuk menghapus konten Twitter berasal dari Turki.
Laporan tahunan terbaru, 'blocked web' oleh Asosiasi Kebebasan Berekspresi mengatakan bahwa akses ke total 408.394 situs web diblokir sejak 2014 sampai akhir 2019.
Tahun lalu, akses ke 130.000 alamat situs, 7.000 akun Twitter dan 10.000 video YouTube serta 6.251 unggahan Facebook diblokir oleh pemerintah Turki.
Pemerintah Turki juga melarang Twitter pada 2014, meski kemudian larangan itu dicabut dalam beberapa pekan melalui putusan pengadilan.
Padahal, Turki sendiri adalah negara yang paling tinggi 'konsumsinya' dalam penggunaan Twitter.
Seorang pakar media sosial dari Universitas Istanbul Bilgi, Erkan Saka tidak mengharapkan putusan yang adil dari komisi tersebut karena mayoritas komisi parlemen dikendalikan oleh anggota partai yang berkuasa.
“Media sosial menghadapi kontrol yang lebih sedikit dibandingkan dengan media arus utama dan pemerintah ingin mengubah ini. Ini adalah langkah baru dalam melegalkan tindakan pembatasan yang telah meningkat sejak upaya kudeta pada 2016 silam,” ujar Saka.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dihujat di YouTube, Erdogan Bakal Larang Media Sosial "