Berita Semarang
Tak Ada Hujan, Bukit Stonen Gajahmungkur Semarang Mendadak Longsor Bikin Warga Was-was
Akibat longsor yang terjadi di bukit Stonen membuat warga yang tinggal di sekitar wilayah tersebut was-was.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Akibat longsor yang terjadi di bukit Stonen membuat warga yang tinggal di sekitar wilayah tersebut was-was.
Pasalnya kejadian longsor hari ini tiba-tiba saja terjadi.
Padahal tidak ada hujan maupun penyebab lain yang menyebabkan longsor.
• Pedagang Wonosobo Tertipu Orderan Pisang Kepok 1 Pikap, Pemesan Mengaku-ngaku Warga Kendal
• 6 Remaja Gangster Semarang Minta Isi Bensin Motor di SPBU Ngaliyan, Ditagih Malah Acungkan Pedang
• 6 ABG Isi Bensin Tak Mau Bayar di SPBU Ngaliyan Semarang, Pas Dikejar Pamerin Pedang
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun 36 Orang Meninggal dan 40 Hilang di Banjir Bandang Luwu Utara
"Kami kaget siang terik begini kog ada longsor, padahal tidak ada hujan," terang Ketua RT 1 RW 4 Kelurahan Bendan Ngisor, Joko Warsito kepada Tribunjateng.com, Senin (20/7/2020).
Joko menuturkan, kejadian longsor memang seringkali terjadi di bukit Stonen yang memiliki panjang 70 meter dengan tinggi 20 meter.
Hanya saja untuk skala besar terjadi dua kali ini.
Kejadian pertama tahun 1980 dan kedua pada hari ini.
"Semua kejadian tidak ada korban jiwa, hanya kerugian material," paparnya.
Joko berharap dari kejadian ini pihak terkait dapat memberikan solusi.
Pasalnya dari warga sudah beberapa kali melakukan rapat untuk mengatasi persolan bukit Stonen yang rawan longsor.
Namun terkendala kepemilikan lahan, sebab bukit Stonen merupakan milik satu Yayasan.
"Kami ingin melakukan pengeprasan bukit terutama di sisi baratnya dan meninggikan talut terasering."
"Namun tentu inisiatif ini tidak bisa kami lakukan lantaran tanah itu milik yayasan," terangnya.
Di sisi lain, lanjut Joko, jika bukit stonen tidak segera ditangani dapat menjadi ancaman bagi warga.
Apalagi material bukit adalah batu cadas sangat berbahaya bila longsor menghantam pemukiman warga.