Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Pagi

FOKUS : Tetap Garuda di Dada

Kalau tak ada aral melintang, profesional asal Korea Selatan itu tiba pada Rabu malam nanti. Kemudian beristirahat sebelum memimpin pemusatan latihan

Penulis: abduh imanulhaq | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/cetak/grafis bram kusuma
Abduh Imanulhaq atau Aim wartawan Tribun Jateng 

Oleh Abduh Imanulhaq

wartawan Tribun jateng

AKHIRNYA kata sepakat itu tercapai. Pelatih timnas Shin Tae-yong akan tiba di Indonesia pada pekan ini.

Kalau tak ada aral melintang, profesional asal Korea Selatan itu tiba pada Rabu malam nanti. Kemudian beristirahat sebelum memimpin pemusatan latihan timnas senior dan U-19 di Senayan, Sabtu mendatang.

Shin Tae-yong sudah mengumumkan nama 29 pemain senior dan 46 pemain junior yang dipanggilnya. Mereka akan menjalani tempaan hingga 8 Agustus mendatang.

Sebelumnya sang pelatih terlibat polemik yang viral di Tanah Air. Dia menginginkan latihan berlangsung di negara asalnya tapi PSSI berkehendak sebaliknya.

Bukan tanpa alasan sebenarnya Shin Tae-yong memiliki keinginan tersebut. Dia beralasan kondisi Indonesia masih berat dalam menghadapi pandemi corona.

PSSI jelas punya kebijakan tersendiri menghadapi situasi ini. Sulit bagi pengurus induk olahraga sepakbola nasional memenuhi kehendak itu dari berbagai aspek.

Terutama dari sisi finansial. Tak terbayang berapa uang yang harus dikeluarkan untuk mengangkut dan membiayai para pemain dan ofisial tim yang berangkat.

Sekarang perbedaan pendapat itu sudah menemui kesepakatan. Kita berharap hasil kompromi membawa kebaikan bagi semua pihak.

Terutama memenuhi dahaga pencinta sepakbola yang ingin menyaksikan tim nasional berprestasi. Terlebih timnas U-19 akan beraksi di Uzbekistan dalam Piala Asia U-19 2020.

Mereka selama ini belum menjalani persiapan matang. Tidak pernah berlatih secara kolektif setelah pengumuman undian penyisihan grup.

Selama ini persiapan pribadi dan tim berlangsung secara virtual. Padahal Oktober nanti pemain kebanggaan kita itu sudah harus beraksi di lapangan hijau.

Secara umum, perkembangan sepakbola nasional baik di tingkat senior maupun junior masih jauh tertinggal. Tak perlulah menghitungnya di tingkat Asia.

Di kawasan serumpun saja, kita masih harus mengakui kelebihan negeri tetangga. Fakta itu tampaknya tak pernah menjadi cambuk agar segera bangkit berbenah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved