Berita Kendal
DBD di Kendal Tembus 146 Kasus, Mendekati Jumlah Pasien Positif Covid-19
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal kini mewaspadai adanya lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tengah pandemi covid-19. Hal tersebut l
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muh radlis
TRIBJNJATENG.COM, KENDAL - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kendal kini mewaspadai adanya lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tengah pandemi covid-19. Hal tersebut lantaran terjadinya lonjakan kasus DBD mencapai 146 kasus sepanjang 2020.
Jumlah tersebut mendekati jumlah pasien positif covid-19 saat ini di Kabupaten Kendal yang mencapai 171 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay mengatakan, adanya lonjakan kasus DBD terjadi karena beberapa faktor.
• Tanpa Menawar, Ada Warga Semarang Siap Beli Tanah dan Mempersunting Janda Cantik Kudus
• Oknum ASN Kudus Terlibat Perselingkuhan Tak Biasa, Kepala BKPP: Poliandri Masih Mending, Ini Parah
• Subur Sugiarto Napi Teroris Nusakambangan yang Divonis Seumur Hidup Meninggal
• Ini Wajah Dua Pelaku Pembuangan Bayi di Gunungpati Semarang, Dibuang karena Ayah Malu
Selain siklus musim penghujan yang belum selesai, juga dipengaruhi turunnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
"Kita tahu semua berkonsentrasi pada penanganan covid-19. Namun kita tidak boleh melupakan kasus DBD, hingga kini sudah cukup besar warga Kendal yang terkena DBD dan harus mendapatkan perawatan," terangnya di Kendal, Kamis (23/7/2020).
Ferinando merinci, sejak Januari hingga Juli, kasus DBD di Kendal mencapai 146, terbagi menjadi 62 laki-laki dan 84 perempuan. Jumlah ini mengalami lonjakan tajam pada 4 bulan terakhir saat pandemi covid-19 datang.
Pada April lalu, terjadi penambahan 35 kasus dengan didominasi perempuan. Sementara Mei dan Juni masing-masing terjadi penambahan 22 dan 14 kasus baru.
Sementara kasus DBD baru sepanjang Juli bertambah 5 kasus dari 21 kasus demam dengue (DD). "Kalau kita lihat siklusnya, ada peningkatan sedikit dari tahun lalu. Hanya saja di 2020, jumlah kasus DD tembus 509 orang, sedangkan yang terkonfirmasi DBD 146 orang," tuturnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Kendal, Muntoha, mengatakan kasus terbanyak terjadi di 5 kecamatan. Meliputi Kecamatan Boja, Kaliwungu, Pegandon, Rowosari dan Kota Kendal.
Pihaknya terus mengupayakan penanganan kasus DBD semaksimal mungkin sehingga tidak menyebabkan kematian. "Tahun ini alhamdulillah tidak ada yang meninggal. Tahun kemarin jumlah total 185 kasus terdapat 1 pasien DBD yang meninggal," terangnya.
Katanya, rata-rata yang terserang DBD usia anak-anak hingga remaja mulai dari 5 sampai 15 tahun. Hal tersebut bisa saja dipengaruhi karena mobilitas jelajah anak yang tinggi serta kurangnya berperilaku dan menjaga kebersihan lingkungan.
Ia berharap, masyarakat tetap waspada serta berusaha mencegah sedini mungkin dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Seperti rajin menguras bak mandi, hingga membuah sisa-sisa air pada tempat-tempat yang menjadi penampungan air.
"Kita harap dengan gerakan PSN bersama, tidak ada lagi peningkatan kasus yang signifikan. PSN paling efektif cegah DBD, karena fogging hanya bisa membunuh nyamuk dewasa. Kita tetap lakukan fogging namun saat ditemukan kasus pasien DBD. Selain itu bisa juga pakai obat pembasmi larva atau Abate dan tersedia gratis di puskesmas," tuturnya. (Sam)
• Ganjar Beri Masukan Agar Semua Dinas Mulai Membeli Produk UMKM
• Warung Makan Unik di Kabupaten Tegal: Makan Sepuasnya, Gratis Bagi yang Tidak Mampu
• Wakil Ketua Komis X DPR RI Soroti Tunjangan Guru Dipotong
• Meski Dalam Keterbatasan, Masa Taaruf Siswa Madrasah di Banyumas Tetap Berkesan