Pilkada Solo
Ini Dia Penantang Gibran di Pilkada Solo, Bagyo-Supardjo Penjahit dan Ketua RW
Bagyo Wahyono dan FX Supardjo tampaknya serius mencalonkan diri untuk menantang Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa di Pilkada Solo 2020.
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Bagyo Wahyono dan FX Supardjo tampaknya serius mencalonkan diri untuk menantang Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa di Pilkada Solo 2020.
Pasangan bakal calon independen yang biasa dikenal dengan sebutan Bajo itu masih bergerilya untuk mengumpulkan 20.000 e-KTP tambahan agar lolos verifikasi faktual di KPU Solo, Jawa Tengah.
Lalu, siapakah sebenarnya kedua pria tersebut?
• Tanpa Menawar, Ada Warga Semarang Siap Beli Tanah dan Mempersunting Janda Cantik Kudus
• Pintu Masuk Cilacap Akan Disweeping hingga Rapid Test Setelah 7 Pelaku Perjalanan Positif Corona
• Ganti Teks Pancasila dan Unggah Ke Medsos, Seorang Warga Ditangkap Plosisi
• Kekurangan Makanan, Rakyat Korea Utara Diinstruksikan Makan Kura-kura & Minuman Teh Pengenyang
Mereka ternyata merupkan sosok sederhana.
Bagyo Wahyono diketahui bekerja sebagai penjahit baju.
Sedangkan FX Supardjo saat ini menjabat sebagai ketua RW di sebuah kampung.
Bagyo merupakan warga RT 01/06, Kelurahan Penumping, Kecamatan Laweyan, Solo. Sedangkan FX Supardjo adalah warga RT 01/07, Kampung Karangturi, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo.
Ketua Tim Sukses Bajo, Robert Hananto, mengatakan pasangan Bagyo Wahyono dan FX Supardjo maju Pilkada Solo 2020 disusung oleh Yayasan Tikus Pithi.
Meski keduanya merupakan sosok sederhana dan tidak punya banyak uang, tapi bukan berarti tak layak untuk maju dalam Pilkada Solo.
Karena itu, pihaknya tak ingin muluk-muluk.
"Kami tidak perlu muluk-muluk untuk mengusung pasangan cawali dan cawawali dari jalur independen," kata Robert Hananto, Rabu (22/7/2020).
Dia menjelaskan, majunya Bagyo Wahyono dan FX Supardjo di Pilkada Solo menunjukkan bahwa pencalonan keduanya dilakukan tanpa mahar politik.
"Kami mengusung Bagyo dan FX Suparjo karena kita ingin mengusung dari masyarakat biasa. Dengan ini ingin membuktikan tukang jahit dan ketua RW bisa maju di Pilwakot Solo tanpa ada mahar politik," kata Robert.
Robert menjelaskan, pihaknya mengumpulkan banyak dukungan dari masyarakat berupa e-KTP sejak setahun yang lalu.